Perbedaan Burnout dan Depresi, Jangan Salah Paham!

Risiko Depresi Terkait Pekerjaan
Sumber :
  • sanook
  • Merasa sedih atau kosong hampir sepanjang hari
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai
  • Kesulitan tidur atau justru tidur berlebihan
  • Perubahan nafsu makan
  • Merasa tidak berharga atau bersalah secara berlebihan
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup
11 Kebiasaan Buruk yang Diam-Diam Menghancurkan Otak Anda

Berbeda dari burnout, depresi tidak selalu membaik dengan libur atau istirahat saja. Kondisi ini biasanya memerlukan penanganan serius seperti psikoterapi, konseling, atau bahkan pengobatan medis.

Mana yang Lebih Berbahaya?

9 Rahasia Orang Tionghoa dalam Meraih Kekayaan

Keduanya sama-sama harus diperhatikan. Namun, karena depresi berhubungan dengan kondisi mental yang dalam dan bisa berdampak pada pikiran untuk menyakiti diri sendiri, maka depresi jelas lebih serius.

Yang perlu digarisbawahi: burnout yang tidak ditangani bisa berkembang menjadi depresi. Awalnya mungkin hanya stres karena kerjaan, tapi jika terus-menerus ditekan, merasa tidak dihargai, dan kehilangan arah, perasaan lelah itu bisa berubah jadi perasaan tidak berarti—dan dari sana, depresi bisa mulai muncul tanpa disadari.

Sistem Kamera dan Baterai iPhone 17: Kombinasi Sempurna untuk Pengalaman Tanpa Batas

Bagaimana Cara Membedakannya?

Perbedaan paling mudah terlihat dari ruang lingkup dampaknya. Burnout biasanya berkaitan dengan satu aspek hidup: pekerjaan atau tanggung jawab tertentu. Saat libur atau keluar dari situasi itu, kamu bisa merasa lebih baik.

Sementara depresi memengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Bahkan saat kamu tidak sedang bekerja, kamu tetap merasa hampa. Hal-hal yang dulu bikin kamu senang seperti ngobrol dengan teman, makan makanan favorit, atau nonton film kesukaan semuanya jadi terasa hambar.

Contohnya begini:

  • Kalau kamu burnout, kamu mungkin bilang, “Aku benci pekerjaanku,” tapi masih bisa tertawa saat nongkrong bareng teman.
  • Kalau kamu depresi, kamu mungkin bilang, “Aku benci hidupku,” bahkan saat tidak sedang bekerja.

Kenali Diri, Jangan Ragu Cari Bantuan

Mengalami burnout atau depresi bukan berarti kamu lemah. Keduanya adalah tanda bahwa tubuh dan pikiranmu sedang memberi sinyal: “Aku butuh jeda.” Mengenali gejala sejak awal adalah langkah penting agar kondisi tidak semakin memburuk.

Kalau kamu merasa burnout, cobalah ambil waktu istirahat, batasi beban kerja, dan perbaiki rutinitas hidup. Tapi jika gejalanya semakin berat, menyentuh aspek emosional dan personal, atau tak kunjung membaik meski sudah istirahat, jangan ragu untuk bicara dengan psikolog.

Halaman Selanjutnya
img_title