Perbedaan Burnout dan Depresi, Jangan Salah Paham!
- sanook
Olret – Kata burnout dan depresi makin sering terdengar di obrolan sehari-hari, terutama di kalangan pekerja muda. Ketika pekerjaan terasa menumpuk, semangat mulai hilang, dan tubuh rasanya berat banget untuk bangun pagi, kita sering bilang, “Kayaknya gue burnout.” Atau bahkan, “Duh, jangan-jangan gue lagi depresi.”
Masalahnya, dua istilah ini sering tertukar. Padahal burnout dan depresi adalah dua hal yang berbeda, baik dari penyebab, gejala, maupun dampaknya. Mengira burnout sebagai depresi bisa membuat kita terlalu panik, sementara menganggap depresi hanya burnout bisa bikin kita menyepelekan kondisi yang serius.
Biar kamu nggak salah paham lagi, yuk kita bahas tuntas apa bedanya burnout dan depresi dan kenapa penting banget mengenalinya sejak dini.
Apa Itu Burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stres kronis, terutama dari pekerjaan atau tanggung jawab yang terus menerus tanpa jeda.
Biasanya burnout terjadi ketika kamu merasa beban kerja terlalu berat, ekspektasi terlalu tinggi, kurang istirahat, atau tidak mendapatkan dukungan sosial yang cukup. Ini bukan cuma capek biasa, tapi kondisi di mana kamu mulai merasa hampa, sinis terhadap pekerjaan, dan kehilangan motivasi secara perlahan.
Beberapa ciri umum burnout antara lain:
- Selalu merasa lelah, bahkan setelah istirahat
- Semangat kerja menurun drastis
- Merasa pekerjaan tidak ada artinya
- Mudah frustrasi atau marah tanpa alasan jelas
- Menarik diri dari tanggung jawab
Yang menarik, burnout umumnya bersifat situasional. Artinya, jika penyebab stresnya dihilangkan misalnya kamu ambil cuti, berganti lingkungan kerja, atau mulai mengatur ulang prioritas maka kondisi burnout bisa pulih dengan perlahan.
Apa Itu Depresi?
Sementara itu, depresi adalah gangguan mental yang jauh lebih kompleks. Depresi bisa muncul karena faktor biologis (misalnya genetik atau ketidakseimbangan hormon), psikologis (trauma, rasa kehilangan), dan sosial (lingkungan tidak suportif, tekanan hidup berkepanjangan).
Depresi bukan hanya soal pekerjaan. Ini kondisi yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan: mulai dari cara berpikir, merasakan, bertindak, hingga cara memandang diri sendiri dan masa depan.