Mitos dan Fakta soal Makan Malam, Ini Yang Harus Kamu Tahu
- freepik.com
Pilihan yang lebih baik adalah makan malam seimbang seperti karbohidrat kompleks (seperti nasi merah, kentang, atau ubi), protein tanpa lemak (ikan, ayam tanpa kulit, tahu, atau tempe), dan sayuran. Menu ini membantu kenyang lebih lama, menjaga kadar gula darah stabil, dan memberi energi hingga pagi hari.
Benarkah Makan Malam Mengganggu Tidur?
Makan malam memang bisa mengganggu tidur jika menunya terlalu pedas, berminyak, atau tinggi gula. Makanan tersebut dapat memicu rasa panas di dada (heartburn), kembung, atau lonjakan gula darah yang membuat tubuh sulit rileks.
Namun, makan malam yang tepat justru bisa membantu tidur lebih nyenyak. Kombinasi karbohidrat kompleks dan protein ringan dapat merangsang produksi serotonin, hormon yang membantu tubuh rileks dan mempersiapkan diri untuk tidur. Contohnya: semangkuk oatmeal dengan susu hangat, atau ikan panggang dengan sayuran kukus.
Apakah Makan Malam Penyebab Perut Buncit?
Perut buncit biasanya lebih dipengaruhi oleh pola makan keseluruhan, bukan hanya waktu makan malam. Konsumsi gula berlebih, minuman manis, makanan tinggi lemak trans, dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor yang lebih dominan.
Jika makan malam dilakukan dengan porsi pas, menu sehat, dan disertai aktivitas fisik harian yang cukup, maka risiko perut buncit tidak akan meningkat hanya karena makan di malam hari.
Makan malam bukan musuh bagi kesehatan. Yang membuatnya bermasalah biasanya adalah porsi berlebihan, pilihan menu yang kurang sehat, atau jarak makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur. Selama porsinya sesuai, menunya seimbang, dan waktunya tepat, makan malam justru bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat.
Daripada memandang makan malam sebagai sumber masalah, lebih baik menjadikannya momen untuk mengisi ulang energi dengan bijak. Dengan begitu, kita bisa tetap menikmati lezatnya makan malam tanpa rasa khawatir bahkan tidur pun bisa lebih nyenyak.