Pengakuan Soimah 'Ospek' Calon Mantu : 'Tes Mental' atau Kekerasan Verbal?

Soimah
Sumber :
  • republika

Olret – Pengakuan seorang figur publik tentang cara mereka "menguji" mental calon pasangan anaknya seringkali mengundang tawa dan dianggap sebagai cerita lucu.

Pewaris Ajian Rawarontek, Kisah Mistis Turunan Ketujuh

Namun, di era digital yang semakin peka terhadap isu kesehatan mental, narasi semacam itu kini berpotensi memicu perdebatan sengit. Kisah Soimah dan "ospek" terhadap pacar anaknya menjadi contoh nyata pergeseran nilai ini.

Apa yang di masa lalu dianggap sebagai disiplin untuk mengukur ketangguhan, kini dipandang sebagai kekerasan verbal yang merusak.

Ketika Nilai Lama Bertemu Pandangan Baru

Mengapa Harapan dan Rasa Takut Adalah Dua Sayap Iman? Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Banyak generasi yang lebih tua tumbuh dengan pola asuh yang menekankan ketegasan dan ketahanan mental.

Menghadapi omelan atau kritikan keras dari orang tua, atau bahkan calon mertua, sering kali dianggap sebagai "gemblengan" yang perlu dilewati agar menjadi pribadi yang kuat. Konsep ini mengajarkan bahwa untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, seseorang harus mampu bertahan dari tekanan dan membuktikan diri layak.

Di Balik Transisi Mantan Transgender: Perjuangan Kembali Menjadi Pria dan Membangun Masa Depan

Namun, pandangan ini mulai bergeser drastis. Generasi masa kini semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental. Mereka memandang bahwa sebuah hubungan, termasuk dengan keluarga, harus dibangun di atas dasar rasa hormat, empati, dan komunikasi terbuka, bukan dengan rasa takut atau intimidasi.

Halaman Selanjutnya
img_title