Apa yang Terjadi di Tubuh Saat Makan Malam Terlalu Larut
- freepik
Olret – Bagi sebagian orang, makan malam sering jadi momen yang tertunda. Sibuk kerja, terjebak macet, atau asyik scroll media sosial, tahu-tahu jarum jam sudah lewat pukul 9 malam. Lalu muncul pertanyaan “Kalau makan malam terlalu larut, sebenarnya apa sih yang terjadi di tubuh?”
Jawabannya, ternyata cukup kompleks. Makan malam larut bisa memengaruhi pencernaan, kualitas tidur, bahkan metabolisme tubuh. Mari kita kupas satu per satu.
Pencernaan Bekerja Ekstra Saat Tubuh Harus Istirahat
Sistem pencernaan kita memang aktif 24 jam, tapi malam hari tubuh secara alami bersiap untuk beristirahat. Saat kita makan terlalu larut, apalagi mendekati waktu tidur, pencernaan jadi harus bekerja keras justru di saat ia seharusnya melambat.
Akibatnya, proses pengosongan lambung bisa terasa lebih berat. Kamu mungkin akan merasa kembung, begah, atau bahkan mulas. Bagi sebagian orang, ini juga bisa memicu refluks asam lambung rasa panas di dada atau tenggorokan karena asam naik dari perut.
Risiko Gangguan Tidur
Tidur nyenyak butuh kondisi tubuh yang rileks, tapi makan terlalu larut membuat energi tubuh teralihkan untuk mencerna makanan. Hal ini bisa membuat tubuh sulit masuk ke fase tidur dalam, terutama jika menunya pedas, berminyak, atau tinggi gula.
Makanan pedas dan berlemak dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan risiko heartburn, sedangkan makanan tinggi gula dapat memicu lonjakan gula darah yang mengganggu ritme tidur. Akhirnya, tidur jadi lebih sering terbangun dan tidak segar saat bangun pagi.
Perubahan Metabolisme dan Potensi Penambahan Berat Badan
Beberapa studi menunjukkan bahwa waktu makan memengaruhi metabolisme tubuh. Makan larut malam cenderung membuat tubuh membakar kalori lebih lambat dibanding makan di sore atau awal malam.
Selain itu, kebiasaan makan larut sering diiringi pilihan menu tinggi kalori seperti mie instan, gorengan, atau camilan manis yang dikonsumsi sambil santai menonton TV atau bermain gadget. Tanpa sadar, kalori yang masuk melebihi kebutuhan harian, dan inilah yang memicu kenaikan berat badan dalam jangka panjang.