Makanan Ajaib Ujian: Apa yang Harus Dikonsumsi & Dihindari Siswa untuk Otak Optimal!
- freepik
Olret – Pada musim ujian, jika peserta hanya belajar keras tanpa memperhatikan gizi, hal itu akan sangat memengaruhi kesehatan mereka dan mempersulit pencapaian hasil yang diinginkan.
Gizi sangat penting bagi peserta selama musim ujian
Sarapan pisang
- freepik.com
Pola makan dan gaya hidup ilmiah berdampak langsung pada kesehatan, konsentrasi, dan daya ingat peserta didik.
Oleh karena itu, tidak hanya selama masa ujian, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik perlu memiliki pola makan yang bergizi dan sehat, belajar teratur, dan tidur teratur untuk memastikan kesehatan dan hasil akademis yang baik.
Menjelang ujian, orang tua perlu lebih memerhatikan kesehatan anak-anaknya. Namun, kenyataannya di tahap akhir, banyak siswa yang terbebani dengan belajar, lelah, begadang, kurang tidur, makan terburu-buru, makan cepat saji demi kenyamanan, makan dalam perjalanan ke sekolah, bahkan sampai tidak makan.
Menurut Associate Professor, Dr. Bui Thi Nhung, National Institute of Nutrition, pola makan, gaya hidup, dan pola belajar yang wajar akan membantu siswa belajar lebih efektif. Saat musim ujian tiba, mereka harus belajar lebih giat dan otak mereka selalu aktif, sehingga mereka perlu lebih banyak melengkapi nutrisi.
Makanan harus mengandung cukup 4 kelompok makanan, termasuk: kelompok pati (terutama dari sereal); kelompok protein (daging, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, dll.); kelompok lemak (lemak hewani, minyak sayur); kelompok vitamin dan mineral (sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, dll.).
Siswa harus memperhatikan bahwa mereka sama sekali tidak boleh melewatkan sarapan, tidak boleh makan terlalu banyak, setelah makan, mereka harus beristirahat, berjalan-jalan ringan selama 30 - 60 menit sebelum belajar.
Makanan apa saja yang baik untuk siswa saat musim ujian?
Ide Sarapan
- chat gpt
Selain mengonsumsi cukup nutrisi, makan cukup, dan tepat waktu, siswa juga harus mengonsumsi makanan sehat seperti: sereal, sayuran hijau dan buah segar, daging, ikan, telur, susu, dll.
Makanan ini membantu melengkapi nutrisi dan menyediakan energi untuk aktivitas otak, mendukung konsentrasi dan daya ingat.
- Pati yang baik: Pati (beras, jagung, kentang, singkong, sereal, dll.) merupakan sumber energi utama bagi tubuh dan menyediakan glukosa untuk aktivitas otak.
Otak merupakan organ yang paling banyak mengonsumsi glukosa dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan glukosa dapat berdampak negatif pada konsentrasi, pembelajaran, kognisi, dan daya ingat. Otak juga menggunakan lebih banyak glukosa pada saat otak perlu berkonsentrasi tinggi.
Oleh karena itu, siswa perlu diberikan kelompok pati yang cukup pada makanan utama: sarapan, makan siang, makan malam (seperti nasi, bubur, pho, bihun, dll.). Biji-bijian olahan, kue, manisan, makanan cepat saji, dll. harus dibatasi.
- Sayuran hijau dan buah-buahan segar: Kelompok makanan sehat ini mengandung banyak vitamin dan mineral, serat, baik untuk sistem kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan menyehatkan mata dan sistem saraf.
Orang tua harus memberi anak-anak mereka sayuran yang kaya akan vitamin seperti: bayam, daun ubi jalar, bayam Malabar, selada, kangkung, dll. Beri anak-anak buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral (vitamin A, C, B6, kalium, dll.) untuk membantu memperkuat penglihatan, sistem saraf, dan kekebalan tubuh seperti: jeruk, jeruk keprok, lemon, jeruk bali, kiwi, stroberi, pepaya, mangga, semangka, pisang, dll.
Sekitar 60% otak kita terdiri dari lemak, dan setengah dari lemak tersebut adalah asam lemak omega-3. Otak menggunakan omega-3 untuk membangun sel-sel otak dan sel-sel saraf. Lemak ini penting untuk pembelajaran dan daya ingat.
Sumber asam lemak omega-3 terbaik adalah ikan berlemak seperti salmon, mackerel, sarden, tuna, herring, dll.
- Telur: Banyak siswa menghindari telur saat mengikuti ujian, yang sepenuhnya salah karena tidak ada dasar ilmiahnya. Padahal, telur sangat baik untuk kesehatan dan otak.
Telur kaya akan protein dan vitamin serta mineral yang penting untuk kesehatan, terutama otak dan sistem kekebalan tubuh. Telur juga kaya akan vitamin A, D, dan B12, serta kolin dan lutein, nutrisi yang penting untuk metabolisme, fungsi kognitif, pengaturan sistem saraf, dan fungsi otak.
Kolin merupakan vitamin yang sangat penting untuk pembentukan sel memori di dalam otak. Mengonsumsi 1-2 kuning telur sehari saja akan memenuhi kebutuhan kolin harian Anda.
Jangan menyalahgunakan makanan cepat saji hanya demi kenyamanan
Sarapan
- freepik.com
Salah satu makanan yang paling praktis dan diminati oleh para pelajar adalah makanan cepat saji dan makanan olahan. Di saat mereka harus fokus belajar untuk ujian, makanan cepat saji menjadi pilihan sebagian orang tua untuk menghemat waktu agar anak-anaknya dapat belajar lebih giat.
Namun, menurut anjuran ahli gizi, makanan olahan, camilan, makanan cepat saji seperti kue, pizza, ayam goreng, sosis, kentang goreng, minuman bersoda meskipun lezat dan praktis, sering kali mengandung banyak kalori, gula, garam, lemak tidak sehat, dan kekurangan vitamin serta mineral.
Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering, akan berdampak buruk bagi kesehatan seperti: kadar gula darah meningkat, menyebabkan perut kembung, gangguan pencernaan, mudah terserang penyakit gigi, memengaruhi daya ingat.
Penggunaan minuman seperti kopi, teh, minuman berenergi, dan lain sebagainya, seringkali memiliki efek merangsang susunan syaraf sehingga menimbulkan rasa waspada sementara, namun apabila disalahgunakan akan menimbulkan kesulitan tidur, susah tidur, cepat lelah, stres, cemas, dan lain sebagainya, sehingga berdampak pada proses belajar dan ujian anak.