Pentingnya Sosok Ayah (Fatherless Figure) Menurut Ustaz Haris Abu Noval
- https://www.freepik.com/
Olret – Fenomena anak muda yang merasa kehilangan figur ayah, baik karena ketidakhadiran fisik maupun absennya kehadiran emosional semakin menjadi sorotan.
Dalam diskusi spiritual yang mendalam di Youtube Suara Berklas, Ustaz Haris Abu Noval memberikan pandangan tajam mengenai dampak fundamental figur ayah terhadap perkembangan spiritualitas dan mental anak.
Ustaz Haris menegaskan bahwa pengaruh ayah terhadap spiritualitas anak adalah sangat besar. Ia menolak pandangan modern yang menyempitkan peran ayah sebagai penyedia finansial semata.
Menurutnya, kegagalan terbesar seorang ayah justru terletak pada kualitas hubungan dengan anak.
Kegagalan Ayah: Kaku dengan Darah Daging Sendiri
Dalam pandangannya, peran ayah lebih dari sekadar "ATM" keluarga. Tugas utama ayah adalah memastikan kehadiran emosional yang solid.
"Kesalahan besar jika ayah merasa tugasnya selesai hanya dengan memberi uang/finansial," tegas Ustaz Haris.
Ia bahkan menyebutkan sebuah kegagalan yang menyakitkan dan sering terjadi di tengah masyarakat:
"Jika ayah bisa tertawa dengan orang lain tapi kaku dengan darah dagingnya sendiri, itu adalah sebuah kegagalan."
Kekakuan ini menciptakan jarak emosional yang membuat anak merasa tidak nyaman atau enggan untuk berbagi.
Bukti Qur’ani: Ayah sebagai Pilar Komunikasi
Pandangan ini diperkuat oleh rujukan dalam literatur Islam. Ustaz Haris menyoroti bagaimana Al-Qur'an secara eksplisit menekankan pentingnya interaksi ayah-anak.
"Al-Qur'an justru lebih banyak merekam dialog antara ayah dan anak, dibandingkan ibu dan anak," jelasnya.
Contoh nyata ditunjukkan melalui kisah para nabi, seperti kisah Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail, Nabi Yaqub dengan Nabi Yusuf dan nasihat mendalam Luqmanul Hakim kepada putranya.
Hal ini menunjukkan peran sentral ayah sebagai guru, penuntun spiritual, dan mitra komunikasi pertama dalam pendidikan agama dan karakter.
Komunikasi Hati Kunci Pencegahan Pelarian Salah
Oleh karena itu, kunci untuk memastikan spiritualitas anak berkembang sehat adalah komunikasi terbuka dan kehadiran emosional. Ayah harus menjadi tempat curhat utama bagi anak.
Peran seperti ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang selalu menyediakan waktu bagi putrinya, Fatimah, untuk berkeluh kesah. Kehadiran emosional yang hangat ini memiliki fungsi preventif yang vital.