Hati Terasa Sesak? Begini Cara Mengatasi Perasaan Tidak Nyaman Biar Kembali Good Mood

Lanjut Usia Lebih Berisiko Mengalami Depresi
Sumber :
  • freepik.com

4. Curhat Terarah Melalui Tulis atau Bicarakan

7 Tanda Pasangan Mulai Lelah Menjalin Hubungan dengan Kamu

Menahan emosi ibarat menekan pegas semakin ditekan, daya pantulnya makin kuat. Salurkan melalui journaling reflektif: tulis apa yang terasa di dada, tanpa sensor, selama lima belas menit. Sebuah studi di Psychosomatic Medicine membuktikan journaling teratur mengurangi gejala depresi ringan dan meningkatkan fungsi kekebalan. Jika menulis bukan pilihan favorit, bicarakan dengan teman tepercaya atau konselor. Mendengar perspektif baru sering kali membuka ruang solusi yang luput saat kita terjebak di kepala sendiri.

5. Atur Asupan Sensorik: Musik, Aroma, Cahaya

Lingkungan memengaruhi sistem saraf lebih besar daripada yang kita sadari. Putar playlist musik dengan tempo 60–80 BPM untuk mensinkronkan detak jantung ke ritme santai. Studi di McGill University mencatat musik bertempo lambat meningkatkan dopamin di area reward otak berkisar 9 persen. Tambahkan aroma menenangkan seperti lavender atau citrus; paparan minyak esensial jenis ini terbukti menurunkan kadar kortisol. Pastikan pula pencahayaan ruangan cukup karena cahaya redup berlebihan dapat memperburuk mood muram.

6. Kelola Pikiran dengan Neutral Thinking

3 Waktu Terburuk untuk Minum Kopi dan Teh, Jangan Asal Seruput!

Positif terus‑menerus kadang terasa tidak realistis; sebaliknya, neutral thinking mengajak melihat fakta apa adanya tanpa dramatisasi. Misal, “deadline tinggal dua hari, aku belum selesai” bisa diubah menjadi “aku masih punya 48 jam, mari bagi waktu dan mulai dari bagian yang paling mudah.” Pendekatan ini diadopsi oleh atlet profesional untuk menjaga performa di bawah tekanan, karena membantu otak fokus pada aksi konkret, bukan potensi kegagalan.

7. Rancang Aksi Kecil yang Terukur

Halaman Selanjutnya
img_title