7 Makanan yang Bisa Mengganggu Penyerapan Yodium di Tubuh

Kacang Kedelai Edamame
Sumber :
  • u-repot

OlretYodium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid hormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan energi. Kalau kadar yodium terlalu sedikit, bisa muncul masalah seperti gondok, kelelahan, atau bahkan gangguan perkembangan otak pada anak. Tapi menariknya, meskipun kamu sudah makan makanan kaya yodium seperti garam beryodium atau seafood, penyerapan yodiumnya bisa terganggu kalau dikombinasikan dengan makanan tertentu.

7 Manfaat Jalan Kaki yang Jarang Diketahui, Cocok Buat Yang Lagi Banyak Pikiran

Yup, ada beberapa jenis makanan yang dikenal sebagai “goitrogenic foods”, yaitu makanan yang bisa menghambat penyerapan yodium di kelenjar tiroid. Nah, berikut tujuh di antaranya yang perlu kamu kenali.

1. Kubis dan Kembang Kol

5 Pengganti Nikotin Alami yang Aman dan Efektif

Sayuran cruciferous seperti kubis, kembang kol, dan juga sawi hijau mengandung senyawa yang disebut goitrogen. Zat ini bisa menghambat kemampuan tiroid dalam menyerap yodium. Tapi tenang, bukan berarti kamu harus berhenti makan sayuran ini. Kuncinya ada pada cara pengolahan.

Memasaknya hingga matang dapat mengurangi kandungan goitrogen, sehingga tetap aman dikonsumsi, terutama jika asupan yodium kamu cukup dari sumber lain.

Ternyata Ada Didekat Kamu, Ini 5 Sumber Mikroplastik di Sekitar Kita yang Tak Disadari

2. Brokoli

Brokoli memang dikenal sebagai “superfood” karena kaya serat, vitamin C, dan antioksidan. Tapi kalau dikonsumsi mentah dan terlalu sering, brokoli bisa menghambat pembentukan hormon tiroid. Sama seperti kubis, brokoli mengandung isothiocyanate, zat yang bersaing dengan yodium dalam proses penyerapan di kelenjar tiroid.

Tipsnya, olah brokoli dengan cara dikukus atau ditumis ringan agar nutrisinya tetap terjaga, tapi efek goitrogennya berkurang.

3. Kedelai dan Olahannya

Produk kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai, dan edamame mengandung isoflavon, senyawa alami yang bisa mengganggu aktivitas enzim pembentuk hormon tiroid.

Bagi orang dengan kadar yodium rendah atau yang memiliki gangguan tiroid, konsumsi kedelai berlebihan bisa memperparah kekurangan hormon tiroid. Namun, jika asupan yodium harianmu sudah cukup, kedelai masih aman dikonsumsi dalam batas wajar.

4. Singkong

Makanan yang sering dijadikan camilan ini ternyata juga mengandung sianogenik glikosida, senyawa yang dapat melepaskan sianida dan menghambat penyerapan yodium di tubuh. Jika dikonsumsi berlebihan tanpa diolah dengan benar, singkong bisa meningkatkan risiko gangguan tiroid.

Pastikan kamu merebus atau menggoreng singkong hingga matang sempurna untuk mengurangi kadar senyawa penghambat yodiumnya.

5. Bayam

Meski kaya zat besi dan serat, bayam termasuk sayuran yang memiliki efek goitrogenik ringan. Jika dikonsumsi mentah dalam jumlah besar (misalnya dalam bentuk smoothie hijau setiap hari), bayam bisa sedikit menghambat penyerapan yodium. Tapi kalau dimasak, efek ini akan jauh berkurang. Jadi, kamu tetap bisa menikmati bayam rebus atau tumis tanpa khawatir.

6. Ubi Jalar

Ubi jalar juga mengandung sianogenik glikosida seperti singkong. Zat ini bisa bereaksi di tubuh dan membentuk senyawa yang menghambat penyerapan yodium. Namun, jangan buru-buru menyingkirkan ubi dari menu makananmu, ya.

Dengan proses pemasakan yang tepat, misalnya dikukus atau dipanggang hingga matang, kadar senyawa ini bisa menurun drastis.

7. Lobak

Sayuran akar yang satu ini sering jadi pelengkap salad atau acar. Tapi ternyata, lobak juga termasuk dalam kelompok makanan goitrogenik karena kandungan thiocyanate-nya cukup tinggi. Konsumsi lobak mentah terlalu sering bisa menekan fungsi tiroid, terutama jika kamu kekurangan asupan yodium dari makanan lain.

Makanan-makanan di atas sebenarnya tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah wajar dan dengan cara pengolahan yang benar. Yang perlu diwaspadai adalah kekurangan yodium yang dibiarkan terlalu lama.

Pastikan kamu mendapatkan cukup yodium dari garam beryodium, ikan laut, telur, dan produk susu, sambil tetap menjaga pola makan yang bervariasi.

Karena pada akhirnya, bukan soal menghindari makanan tertentu, tapi soal menjaga keseimbangan nutrisi agar tubuh tetap sehat dan tiroid bekerja optimal.