Kanker Perut Dapat dengan Mudah Disebabkan Oleh 4 Kebiasaan Memasak Ini
- freepik
Olret – Menunggu hingga minyak mulai berasap sebelum memasukkan makanan, tidak menggunakan cooker hood atau mematikannya terlalu cepat, menggunakan kembali minyak goreng, dan menggunakan terlalu banyak garam adalah kebiasaan umum yang dapat dengan mudah menyebabkan risiko kanker perut.
1. Menunggu hingga minyak mulai berasap sebelum memasukkan makanan.
Banyak orang beranggapan bahwa semakin panas minyak, semakin lezat makanannya. Oleh karena itu, mereka sering menunggu hingga minyak di wajan berasap sebelum memasukkan makanan.
Namun, metode memasak ini sangat berbahaya dan membahayakan kesehatan. Biasanya, pada suhu tinggi, minyak goreng akan menghasilkan karsinogen seperti akrilamida dan benzopiren.
Terutama ketika suhu minyak melebihi 200°C, minyak akan mulai terurai dan melepaskan zat beracun. Menghirup uap minyak dalam waktu lama atau mengonsumsi makanan yang dimasak pada suhu tinggi akan meningkatkan risiko kanker lambung dan kanker paru-paru.
2. Memasak tanpa menggunakan penghisap asap dapur
Untuk menghemat listrik, banyak orang sering tidak menyalakan penghisap asap dapur saat memasak, atau langsung mematikannya setelah memasak. Namun, asap dapur mengandung banyak zat beracun, sehingga menghirupnya dalam waktu lama dapat mengiritasi saluran pernapasan, meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kanker perut.
Penelitian menunjukkan bahwa koki dan ibu rumah tangga yang terpapar asap dapur dalam waktu lama memiliki risiko kanker paru-paru 2-3 kali lebih tinggi daripada orang normal. Selain itu, asap dapur juga menempel di dinding dapur dan peralatan makan, sehingga menyebabkan polusi sekunder.
Untuk menghindari risiko kanker, sebaiknya nyalakan penghisap asap dapur sebelum memasak. Terus nyalakan selama 3-5 menit setelah menggoreng atau menumis untuk memastikan asapnya benar-benar hilang.
3. Penggunaan Kembali Minyak Goreng
Untuk menghemat biaya, beberapa orang sering menggunakan kembali minyak goreng, misalnya dengan menyaring ampasnya setelah menggoreng dan melanjutkan memasak.
Namun, menggoreng minyak goreng pada suhu tinggi berkali-kali akan menghasilkan karsinogen kuat seperti aldehida dan hidrokarbon aromatik polisiklik, yang jika digunakan dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko kanker lambung dan kanker usus besar.
Untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit, sebaiknya jangan menggunakan kembali minyak goreng. Jika terpaksa menggunakannya, panaskan kembali minyak tidak lebih dari dua kali dan hindari menumis pada suhu tinggi.
4. Konsumsi garam dan bumbu yang berlebihan
Manfaat Garam Dalam Masakan
- Youtube
Pola makan tinggi garam merupakan salah satu penyebab utama kanker lambung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa tidak mengonsumsi lebih dari 5 gram garam per hari (setara dengan jumlah garam dalam tutup botol bir), tetapi banyak orang sering menambahkan garam saat memasak, dan menambahkan bumbu seperti kecap, MSG, dan saus, sehingga menyebabkan asupan garam berlebih.
Mengonsumsi garam melebihi ambang batas yang disarankan dapat merusak lapisan lambung, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gastritis kronis, tukak lambung, dan bahkan kanker lambung.
Selain itu, makanan yang diawetkan (seperti acar dan bacon) juga mengandung banyak nitrit, yang dapat diubah menjadi nitrosamin karsinogenik setelah masuk ke lambung.
Untuk menghindari hal ini, selalu kurangi jumlah garam dan kecap yang Anda gunakan, dan cobalah menggunakan rempah-rempah (seperti bawang merah, jahe, dan bawang putih) untuk menambah cita rasa pada masakan Anda. Hindari terlalu banyak acar dan tingkatkan asupan buah dan sayur segar.