Apa Yang Harus Dimakan Untuk Menjaga Kesehatan Hati Dan Meningkatkan Detoksifikasi?
Olret – Pola makan yang kaya akan sayuran hijau, buah-buahan, ikan berlemak, dan makanan yang kaya antioksidan dapat meningkatkan fungsi pembersihan, detoksifikasi, dan antiperadangan hati.
Hati menerima nutrisi dari saluran pencernaan seperti lemak, protein, karbohidrat, kemudian memetabolisme, menyimpan dan menghilangkan zat beracun. Pola makan yang tinggi lemak, alkohol, dan makanan olahan dapat membebani hati, sehingga menimbulkan kerusakan dan gangguan fungsi.
Dilansir dari vnexpress.net (10/05), Dr. Dao Thi Yen Thuy, Kepala Departemen Gizi dan Dietetika, Rumah Sakit Umum Tam Anh, Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa ketika fungsi hati terganggu, tubuh dapat mengalami gejala-gejala seperti kelelahan, penyakit kuning, kembung, kulit gatal.
Cara untuk mendukung pemulihan hati adalah dengan menjaga pola makan yang seimbang, mengutamakan makanan yang dapat membantu hati meningkatkan fungsinya, melawan peradangan, dan meregenerasi sel.
Sayuran berdaun hijau
Bayam
- -
Pakcoy, sawi hijau, bayam mengandung banyak serat, vitamin dan mineral yang membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi penumpukan lemak di hati.
Sayuran berdaun hijau memiliki kemampuan untuk merangsang produksi glutathione - antioksidan alami yang membantu hati menghilangkan racun. Serat dalam sayuran juga membantu meningkatkan pencernaan dan mengurangi penumpukan lemak di hati.
Ikan berlemak dan lemak sehat
Resep ikan nila bakar spesial
- -
Ikan salmon, makarel, dan sarden kaya akan omega-3, yang dapat mengatur lemak hati, mengurangi peradangan, dan memperlambat perkembangan penyakit hati berlemak. Mengonsumsi ikan berlemak 2-3 kali seminggu dapat menyediakan cukup lemak sehat bagi tubuh.
Orang dapat mengganti minyak konvensional dengan minyak zaitun untuk melindungi hati dari stres oksidatif yang disebabkan oleh diet tinggi lemak, sekaligus mengendalikan kolesterol dan meningkatkan fungsi metabolisme lipid.
Buah-buahan yang kaya antioksidan
Jus Jeruk
- google image
Buah jeruk seperti jeruk, lemon, jeruk bali mengandung antioksidan alami naringenin dan naringi yang melindungi hati dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan regenerasi sel hati.
Buah beri seperti blueberry, stroberi, dan rasberi kaya akan antosianin, yang dapat mengurangi peradangan dan menghambat sel kanker hati. Jus bit kaya akan nitrat dan antioksidan, membantu meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, dan mendukung detoksifikasi hati.
Biji-bijian utuh dan kacang-kacangan
Kacang-kacangan
- Getty Images
Gandum, beras merah, kenari, dan almond kaya akan serat, vitamin, dan mineral, mendukung metabolisme lemak, dan mencegah penumpukan lemak di hati.
Kacang kenari mengandung omega-3 dan arginin, asam amino yang membantu hati membuang amonia (produk limbah beracun dari pencernaan protein), sehingga membantu hati berfungsi lebih efektif.
Minuman yang baik untuk hati
Kopi Dengan Susu
- freepik
Minum kopi dapat mengurangi penumpukan lemak, meningkatkan glutathione dan mengurangi risiko sirosis. Teh hijau kaya akan katekin - antioksidan kuat yang terbukti membantu meningkatkan enzim hati pada orang dengan penyakit hati berlemak.
Namun, disarankan untuk menjaga jumlahnya tetap moderat (2-3 cangkir kopi atau 1-2 cangkir teh hijau per hari) untuk menghindari efek samping seperti insomnia atau iritasi lambung.
Setiap orang dapat secara teratur mengonsumsi suplemen saripati alami seperti Wasabia dan S. Marianum untuk membantu meningkatkan detoksifikasi dan melindungi hati dengan mengendalikan sel kupffer yang terlalu aktif.
Mereka membantu mengurangi peradangan dan kerusakan, membantu menurunkan enzim hati, dan memulihkan fungsi hati.
Dr. Yen Thuy menganjurkan minum air putih yang cukup (sekitar dua liter per hari) untuk membantu hati membuang racun secara lebih efektif, sekaligus membatasi konsumsi alkohol, makanan berminyak, gorengan, makanan kaleng, serta rempah-rempah pedas seperti cabai dan merica karena makanan tersebut dapat dengan mudah menekan hati.
Makanan olahan sering kali mengandung garam, gula, bahan pengawet, dan lemak jenuh yang berbahaya bagi hati dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Setiap orang perlu menjaga kebiasaan hidup ilmiah seperti cukup tidur, berolahraga ringan, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi potensi penyakit hati.