Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?
- Youtube
Olret – Dalam ceramah Syekh Muhammad Alfuli di akun Youtube pribadinya membahas tentang zina. Hal ini karena ada salah satu warganet yang menanyakan hal tersebut dan sangat menarik untuk dibahas.
Pertanyaan dari Warganet
Hukum zina Menurut Agama Islam
- freepik.com
Ustadz, saya seorang perempuan yang dulu tidak mengaji sama sekali, tidak kenal agama, tidak salat. Sehingga saya pernah terlanjur berzina bersama seorang laki-laki yang merupakan kawan sekelas saya, sekampus saya. Bukan hanya sekali tetapi berkali-kali.
Alhamdulillah sekarang saya sudah taubat yang nasuha. Sekarang saya sudah menyesali perbuatan saya dan sudah putus hubungan dengan laki-laki tersebut sudah lama. Yang bikin saya susah itu ada seorang laki-laki yang baik yang sholeh datang ke rumah orang tua saya untuk melamar saya.
Dia kira saya masih perawan, dia kira saya tidak pernah berhubungan dengan laki-laki yang lain. Orang tua saya pun tidak tahu kalau saya tidak perawan lagi. Saya bingung harus gimana?
Apakah saya harus kasih tahu dia dan kasih tahu orang tua kalau saya sudah tidak perawan lagi atau saya boleh tidak kasih tahu mereka. Saya takut kalau misalnya tidak dikasih tahu pernikahan kita nanti tidak sah dan termasuk menipu saudara muslim. Saya harus bagaimana Ustadz?
Jawaban Syekh Muhammad Alfuli
Berzina Dengan Ibu Mertua
- google image
Dalam video tersebut, inti dari jawaban Syekh Alfuli adalah perintah fundamental dalam Islam untuk menjaga kerahasiaan dosa yang telah ditutupi oleh Allah SWT.
Untuk memperkuat pandangannya, Syekh Alfuli mengutip sebuah kisah yang terjadi di masa kepemimpinan Sayidina Umar Bin Khattab. Seorang ayah menghadap Khalifah dengan dilema serupa: apakah ia harus memberitahu calon menantunya tentang aib putrinya?
Jawaban Umar Bin Khattab sangat menohok: "Demi Allah, jika kamu buka aib anakmu, aku akan menghukum kamu. Allah menutupi aibnya kok kamu yang buka."
Pernyataan ini menunjukkan bahwa menutupi aib setelah bertaubat bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah kewajiban yang harus dijunjung tinggi. Membuka aib sama saja dengan menantang kehendak Allah yang telah berkenan menutupi dosa tersebut.