Urutan Rukun Ibadah Haji Lengkap, Mulai Ihram hingga Wada’

Lengkapi Perlengkapan Haji Ini Sebelum Berangkat
Sumber :
  • situsislam.net

5. Melontar Jumrah Aqabah

Keberkahan Hidup: Bukan Hanya Harta, Tapi Ridha Orang Tua

Pada 10 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina untuk melontar Jumrah Aqabah dengan tujuh batu kerikil. Ini adalah simbol penolakan terhadap godaan setan. Setelah itu, dilakukan tahallul, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut, sebagai tanda sebagian besar larangan ihram sudah boleh ditinggalkan.

6. Menyembelih Hewan Kurban

Luruskan Narasi: Ustaz Khalid Basalamah Beberkan Bukti dan Testimoni Jemaah dalam Kasus Haji Bermasalah

Pada hari yang sama, jamaah juga disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketakwaan dan berbagi dengan sesama, khususnya kepada fakir miskin.

7. Tawaf Ifadah dan Sai

Lebih dari Sekadar Doa: Mengapa Allah Marah Jika Kita Tidak Meminta kepada-Nya

Setelah tahallul, jamaah kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali sebagai rukun wajib. Tawaf ini dilanjutkan dengan Sai (jika belum dilakukan sebelumnya), berlari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

8. Mabit di Mina dan Melontar Tiga Jumrah

Pada hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), jamaah bermalam (mabit) di Mina dan setiap harinya melempar tiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah. Ini simbol perjuangan hidup yang terus-menerus dalam melawan hawa nafsu dan godaan dunia.

Jemaah yang memilih nafar awal dapat meninggalkan Mina pada tanggal 12, sedangkan yang memilih nafar tsani tetap hingga tanggal 13 Dzulhijjah.

9. Tawaf Wada'

Sebelum meninggalkan Makkah, jamaah wajib melaksanakan Tawaf Wada’ sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah. Tawaf ini dilakukan tanpa Sai dan menjadi tanda berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji.

Urutan ibadah haji bukan hanya serangkaian ritual fisik, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang penuh makna. Setiap tahapan mengajarkan nilai-nilai penting seperti keikhlasan, kesabaran, ketaatan, dan pengendalian diri. Haji sejati bukan hanya selesai di Mina atau Makkah, tetapi terlihat dalam perubahan diri sepulangnya ke rumah.

Semoga Allah SWT memberi kita semua kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dengan sempurna. Aamiin.