Urutan Rukun Ibadah Haji Lengkap, Mulai Ihram hingga Wada’
- situsislam.net
Olret – Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Selain sebagai rukun Islam kelima, haji adalah perjalanan spiritual yang membawa seseorang mendekat pada Allah SWT. Tapi, sudahkah kamu tahu seperti apa urutan ibadah haji dari awal hingga akhir? Berikut penjelasan lengkapnya dengan bahasa yang ringan namun tetap mendalam.
1. Ihram
Ibadah haji dimulai dengan ihram, yaitu berniat untuk masuk ke dalam rangkaian ibadah haji. Sebelum berihram, jamaah disunnahkan mandi, memakai wangi-wangian (sebelum niat), lalu mengenakan pakaian ihram. Laki-laki memakai dua helai kain putih tanpa jahitan, sementara perempuan mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Niat dilakukan di tempat miqat (batas wilayah masuk ihram) yang telah ditentukan, sesuai dengan posisi geografis jemaah.
Lafal niat haji:
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ḥajja wa aḥramtu bihi lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku berniat haji dan aku berihram karenanya karena Allah Ta‘ala.”
Setelah itu, dilanjutkan dengan talbiyah, seruan khas dalam haji:
لَبَّيْكَ اللّهُمَّ حَجًّا، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Labbaikallahumma ḥajjan, labbaika lā syarīka laka, innal-ḥamda wan-ni‘mata laka wal-mulk, lā syarīka lak
Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji. Tiada sekutu bagi-Mu. Segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Setelah niat, jemaah masuk ke dalam kondisi ihram dan harus menjaga diri dari berbagai larangan selama ihram.
2. Tiba di Makkah
Setelah sampai di Makkah, jamaah melaksanakan Tawaf Qudum, yakni mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Ini adalah bentuk penghormatan kepada Baitullah dan tanda dimulainya ibadah di Tanah Suci. Bagi jemaah yang melakukan haji Qiran atau Tamattu’, tawaf ini bisa diikuti dengan Sai antara Bukit Shafa dan Marwah.
3. Wukuf di Arafah
Pada 9 Dzulhijjah, jamaah menuju Arafah untuk melakukan wukuf, yaitu berdiam dan memperbanyak doa, zikir, dan istighfar. Inilah puncak ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda, “Haji itu Arafah,” yang menandakan bahwa wukuf adalah syarat sahnya haji.
4. Mabit di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam, jemaah bergerak menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah. Di sinilah jemaah belajar tentang sabar, syukur, dan kebersamaan dalam kondisi yang sangat sederhana.
5. Melontar Jumrah Aqabah
Pada 10 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina untuk melontar Jumrah Aqabah dengan tujuh batu kerikil. Ini adalah simbol penolakan terhadap godaan setan. Setelah itu, dilakukan tahallul, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut, sebagai tanda sebagian besar larangan ihram sudah boleh ditinggalkan.
6. Menyembelih Hewan Kurban
Pada hari yang sama, jamaah juga disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketakwaan dan berbagi dengan sesama, khususnya kepada fakir miskin.
7. Tawaf Ifadah dan Sai
Setelah tahallul, jamaah kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali sebagai rukun wajib. Tawaf ini dilanjutkan dengan Sai (jika belum dilakukan sebelumnya), berlari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
8. Mabit di Mina dan Melontar Tiga Jumrah
Pada hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), jamaah bermalam (mabit) di Mina dan setiap harinya melempar tiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah. Ini simbol perjuangan hidup yang terus-menerus dalam melawan hawa nafsu dan godaan dunia.
Jemaah yang memilih nafar awal dapat meninggalkan Mina pada tanggal 12, sedangkan yang memilih nafar tsani tetap hingga tanggal 13 Dzulhijjah.
9. Tawaf Wada'
Sebelum meninggalkan Makkah, jamaah wajib melaksanakan Tawaf Wada’ sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah. Tawaf ini dilakukan tanpa Sai dan menjadi tanda berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji.
Urutan ibadah haji bukan hanya serangkaian ritual fisik, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang penuh makna. Setiap tahapan mengajarkan nilai-nilai penting seperti keikhlasan, kesabaran, ketaatan, dan pengendalian diri. Haji sejati bukan hanya selesai di Mina atau Makkah, tetapi terlihat dalam perubahan diri sepulangnya ke rumah.
Semoga Allah SWT memberi kita semua kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dengan sempurna. Aamiin.