Nostalgia! 5 Hal Berharga yang Hilang Setelah Dunia Jadi Serba Digital

Ilustrasi era digital
Sumber :
  • Pexels/ready made

Olret – Pernahkah kamu merindukan masa ketika hidup tidak selalu ditemani smartphone? Dulu, sebelum dunia dikuasai teknologi, kita punya cara lain untuk menikmati waktu, berinteraksi, dan merasakan momen secara lebih utuh. 

Benarkah HP Tertipis di Dunia? Infinix Hot 60 Pro Plus Klaim Pecahkan Rekor Guinness, Harganya Bikin Melongo

Banyak hal kecil yang dulu terasa biasa, kini perlahan hilang dan membuat kita sadar betapa berbedanya kehidupan sebelum layar hadir di genggaman. Inilah lima hal berharga yang perlahan memudar sejak segalanya menjadi digital seperti dikutip dari laman The Expert Editor. 

1. Kemampuan Untuk Fokus Secara Mendalam

Samsung Mulai Produksi Laptop di India, Ikuti Jejak Smartphone Galaxy

Dulu kita bisa tenggelam dalam buku selama berjam-jam atau menyelesaikan satu tugas tanpa terganggu. Namun sekarang, otak kita telah terbiasa menerima rangsangan terus-menerus seperti bunyi notifikasi dan ikon aplikasi penuh warna yang secara halus dapat memecah perhatian. 

2. Koneksi Manusia yang Nyata

Bukan Cuma Salat dan Puasa: Ini Rahasia Mengubah Seluruh Hidup Anda Menjadi Ladang Pahala!

Coba renungkan, kapan terakhir kali kamu berbicara dengan orang di hadapanmu tanpa sedikit-sedikit melirik ponsel? Obrolan secara nyata kini sering terpotong notifikasi yang dianggap lebih penting daripada orang di hadapan kita. Dulu, saat kopi menjadi teman ngobrol bersama sahabat, yang kita lakukan hanyalah hadir dan mendengar. Kini, koneksi mendalam berganti interaksi dangkal yang tak punya arti.

3. Kebosanan Dalam Pikiran

Bisa ingat kapan terakhir kali kamu benar-benar bosan? Bukan frustrasi, tapi bosan? Kebosanan adalah ladang kreativitas. Saat tak ada distraksi digital, bisanya ide-ide kreatif muncul begitu saja. Banyak solusi lahir dari pikiran yang dibiarkan mengembara. 

4. Insting Navigasi Alami dan Memori Spasial

Bisa ke rumah teman tanpa Google maps? Banyak dari kita mengandalkan titik biru di layar daripada membentuk peta mental. Kakek-nenek kita tahu arah utara dari posisinya, siapa yang menunjukkan jalan dalam kota, dan memberi petunjuk berdasarkan landmark. Sekarang? Kita mengikuti GPS tanpa membangun pemetaan otak.

5. Menunggu dengan Antusias

Masa di mana kita menunggu foto yang dicetak, atau acara TV favorit yang memberikan kepuasan tersendiri. Kini, segalanya tersedia instan. Rasa ingin tahu selalu segera terjawab. Kita kehilangan kebahagiaan yang sederhana dari menunggu dengan antusias.

Pada akhirnya, kemajuan teknologi memang membawa banyak kemudahan, tapi jangan sampai membuat kita lupa akan hal-hal sederhana yang dulu memberi makna pada kehidupan. Sesekali, tak ada salahnya menutup layar dan kembali menikmati kehidupan di dunia nyata