Selalu Dibayangi Rasa Bersalah Terhadap Pasangan? Ini Sebab dan Cara Mengatasinya
- freepik.com
Olret – Dalam hubungan, wajar jika kita sesekali merasa bersalah. Misalnya saat lupa hal penting, atau menyakiti perasaan pasangan tanpa sengaja. Tapi kalau rasa bersalah itu muncul terus-menerus, bahkan saat tidak jelas apa kesalahanmu, ini patut diwaspadai. Apakah kamu merasa tidak enak jika ingin me-time? Atau merasa harus selalu mengalah demi menjaga hubungan tetap adem?
Rasa bersalah yang terus membayangi bisa jadi tanda adanya dinamika yang tidak seimbang. Bukannya bikin hubungan makin sehat, justru bisa bikin kamu kehilangan diri sendiri. Untuk memahami lebih jauh, yuk bahas apa penyebab di balik rasa bersalah ini dan bagaimana cara mengatasinya secara sehat.
Kenapa Rasa Bersalah Ini Bisa Muncul?
Rasa bersalah berlebihan dalam hubungan tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor psikologis dan pengalaman masa lalu yang bisa memicu perasaan ini tanpa disadari. Berikut beberapa penyebab umumnya:
1. Pola Asuh di Masa Lalu
Menurut jurnal Personality and Social Psychology Review, individu yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh tuntutan atau sering disalahkan sejak kecil cenderung membawa pola itu ke dalam hubungan dewasa. Mereka merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain.
2. Takut Kehilangan
Ketika rasa takut ditinggalkan terlalu kuat, seseorang bisa terdorong untuk terus “menjaga hubungan” dengan cara menyalahkan diri sendiri dan menghindari konflik. Padahal, konflik yang sehat justru penting dalam membangun relasi yang kuat.
3. Pasangan yang Manipulatif
Dalam hubungan yang tidak sehat, ada kemungkinan pasangan menggunakan rasa bersalah sebagai alat kontrol. Taktik ini dikenal sebagai guilt-tripping, yang membuat kamu merasa bersalah agar lebih mudah diatur.
4. Harga Diri yang Rendah
Orang dengan self-esteem rendah kerap merasa tidak cukup baik untuk dicintai. Maka ketika muncul masalah, mereka langsung menyalahkan diri sendiri meskipun belum tentu salahnya.
Apa Dampaknya Jika Dibiarkan?
Kalau rasa bersalah ini terus dibiarkan, dampaknya tidak cuma dirasakan secara emosional tapi juga bisa mempengaruhi kesehatan mental. Studi dalam Journal of Affective Disorders menyebutkan bahwa rasa bersalah yang terus-menerus dikaitkan dengan gangguan kecemasan dan depresi.