Hati-Hati, Ini Efek Tubuh Terlalu Banyak Makan Sate dan Makanan Bakar-bakaran
- Okezonetravel
Olret – Saat memasak daging di atas api terbuka atau suhu tinggi, terbentuk senyawa berbahaya seperti heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
HCAs muncul dari reaksi antara asam amino dan kreatin pada suhu di atas 150 °C, sedangkan PAHs terbentuk saat lelehan lemak menetes ke bara dan menghasilkan asap yang menempel kembali ke daging.
Kedua senyawa ini telah terbukti bersifat mutagenik dan karsinogenik mengubah struktur DNA dan memicu proliferasi sel abnormal. Berikut ini efek dari terlalu banyak makan sate dan hidangan bakar-bakaran lainnya bagi tubuh.
Risiko Kanker Kolorektal, Prostat, Payudara dan Lainnya
Konsumsi rutin sate dan bakar-bakaran tinggi HCAs/PAHs dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker kolorektal, pankreas, prostat, bahkan payudara. Faktanya, IARC (Badan Kesehatan Dunia) mengklasifikasikan daging merah sebagai karsinogen "kemungkinan" (Grup 2A) dan daging olahan sebagai karsinogen definitif (Grup 1)
Satu meta-analisis menunjukkan konsumsi daging olahan meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18–21%, kolorektal khususnya mencapai 18% lebih tinggi dibanding minim konsumsi, sedangkan daging merah “tidak diproses” juga meningkatkan risiko meski dalam level lebih rendah .
Aterosklerosis dan Penyakit Jantung
Sate dan makanan bakar sering berasal dari daging merah yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Lemak ini berkontribusi menaikkan kadar LDL ("kolesterol jahat") dan trigliserida dalam darah, menyebabkan penebalan arteri (aterosklerosis). Kondisi ini merupakan faktor utama penyakit jantung koroner dan stroke .
Selain itu, paparan PAHs juga telah terbukti terkait dengan pembentukan plak arteri secara eksperimental, mempercepat aterogenesis dan memperburuk kesehatan vaskular
Peradangan, Diabetes Tipe 2, dan AGEs
High-temperature cooking tidak hanya membentuk HCAs/PAHs, tetapi juga Advanced Glycation End Products (AGEs), senyawa yang terbentuk dari protein dan gula saat dipanaskan. AGEs bersifat pro-inflamasi dan dapat menurunkan sensitivitas insulin
Proses peradangan ini juga berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Meta-analisis menunjukkan konsumsi rutin daging merah (85 g sehari) dan olahan (35 g) meningkatkan risiko diabetes sebesar 18–36%.
Kematian Dini dan Mortalitas
Beberapa penelitian prospektif menyoroti korelasi antara konsumsi bakar-bakaran dan kematian dini.
Sebagai contoh, pada penelitian penderita kanker payudara, konsumsi tinggi daging bakar/barbekyu atau asap dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian keseluruhan (hazard ratio 1,23) dan kematian setelah diagnosis kanker sebesar 1,31 kali dibanding mereka dengan konsumsi rendah
Secara umum, konsumsi daging merah dan olahan secara rutin telah menunjukkan peningkatan kematian akibat semua penyebab, bukan hanya kanker saja .
Nikmatnya makan sate bisa jadi menyimpan “tagihan kesehatan” di masa depan, mulai dari kerusakan genetik, inflamasi, gangguan metabolisme, dan potensi penyakit serius lainnya. Jadi, nikmati dengan wajar dan secukupnya, bukan berlebihan.