Ibadah Adalah Kebutuhan Diri, Bukan Transaksi Ilahi
- freepik.com
Olret – Di tengah gempuran kecepatan dan tuntutan dunia modern, pertanyaan fundamental tentang tujuan hidup seringkali tenggelam dalam kebisingan. Apakah kita hanya diciptakan untuk bekerja dan mengejar kesuksesan duniawi?
Dalam sebuah wawancara yang mencerahkan dari Youtube Suara Berkelas, Ustaz Haris Abu Noval memberikan perspektif tegas mengenai mengapa manusia diciptakan dan bagaimana menemukan makna sejati yang relevan dengan konteks hari ini.
Hal ini karena Bilal Faranov menanyakan tentang pendapat beliau tentang Apa sebenarnya tujuan hidup kita dan bagaimana cara menghargai penciptaan Tuhan di tengah konteks modern saat ini?
Ibadah Adalah Kebutuhan Diri
ibadah haji
Ustaz Haris mengawali dengan landasan utama penciptaan manusia: ibadah. Mengutip firman Allah,
“Wama khalaqtul jinna wal insa illa liyab'budun” (Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku), beliau meluruskan kekeliruan niat yang sering terjadi.
"Allah tidak butuh ibadah kita; kitalah yang butuh ibadah itu untuk kebahagiaan kita sendiri," ujarnya.
Beliau menganalogikannya dengan kebutuhan dasar yang tidak bisa dihindari, menyiratkan bahwa ibadah adalah nutrisi bagi jiwa: "Ibarat orang haus yang butuh minum." Ini adalah pemahaman kunci yang mengubah ibadah dari kewajiban menjadi sumber kebahagiaan dan ketenangan yang dicari manusia.
Ibadah sebagai Jangkar (Anchor) Hidup
Ibadah Bagi Perempuan Haid
- freepik.com
Di era yang penuh kecemasan dan ketidakpastian ini, ibadah lantas berfungsi sebagai jangkar (anchor) yang kuat. Ustaz Haris menekankan bahwa ibadah bukanlah sekadar bekal untuk akhirat, melainkan penguat mental dan spiritual di dunia.
"Ibadah menjadi penguat (anchor) saat kita menghadapi ujian hidup yang berat, agar tidak putus asa."
Ini adalah sumber kekuatan yang mencegah manusia tercerai-berai saat menghadapi cobaan, baik itu kegagalan bisnis, musibah keluarga, maupun tekanan mental. Salat, puasa, dan zikir menjadi titik recharge yang menguatkan optimisme.
Indikator Ibadah Sejati: Akhlak kepada Sesama
Menguak Keutamaan Ibadah Haji Bagi Yang Menjalankannya
- situsislam.net
Lebih lanjut, Ustaz Haris mengingatkan bahwa ibadah tidak berhenti pada ritual vertikal—hubungan manusia dengan Tuhan. Dimensi horizontal—yaitu hubungan dengan sesama manusia (muamalah)—adalah indikator sejati dari ketakwaan.