Ingin Rezeki Lancar dan Umur Berkah? Ustadz Khalid Basalamah Ungkap Kunci Pembuka Pintu Langit Lewat Silaturahim

Ingin Rezeki Lancar dan Umur Berkah
Sumber :
  • Youtube Masih Lurus

Olret – Dalam Islam, rezeki dan usia sering kali dipandang sebagai takdir yang telah ditetapkan. Namun, sebuah amalan sederhana ternyata memiliki kekuatan untuk mengubah takdir tersebut: Silaturahim.

Doa Pelancar Rezeki dan Solusi Masalah: Amalan Singkat dengan Tiga Manfaat Luar Biasa!

Ustadz Khalid Basalamah, melalui ceramahnya yang berjudul "Rezeki Lancar Tanpa Terputus dengan Amalan Silaturahmi Ini," menjelaskan kaitan erat antara menjaga hubungan kekerabatan dengan kelapangan rezeki dan keberkahan usia, sesuai dengan sabda Nabi ﷺ.

1. Rahasia Dibalik Rezeki yang Dilapangkan dan Umur yang Ditunda

Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?

Cara Melancarkan Rezeki Bagi Wanita Karir

Photo :
  • Freepik.com

Ustadz Khalid Basalamah mengawali pembahasan dengan hadis sahih dari Rasulullah ﷺ:

Perayaan Maulid Nabi Boleh Dilakukan Asal Mendekatkan Diri Kepada Rasulullah SAW

"Barang siapa yang ingin dilapangkan oleh Allah rezekinya dan ditunda oleh Allah ajalnya, maka hendaklah dia menjalin silaturahimnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat dua janji besar dalam hadis ini:

Rezeki yang Luas dan Berkesinambungan

Makna rezeki di sini tidak sempit hanya pada uang, tetapi mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan makhluk untuk memutar roda kehidupan—kesehatan, fungsi anggota tubuh, keberadaan pasangan, anak, hingga orang-orang yang mendukung kita dalam kondisi sedih maupun senang. Silaturahim memastikan rezeki ini tidak terputus.

Keberkahan dalam Usia (Bukan Perubahan Takdir)

Mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah, Ustadz Khalid menjelaskan bahwa "ditunda ajalnya" dimaknai sebagai dipanjangkan keberkahan umurnya. Seseorang yang rajin silaturahim akan mendapati 70 tahun hidupnya penuh dengan manfaat, amal saleh, dan pencapaian, berbeda dengan orang yang memutus tali persaudaraan.

2. Puncak Silaturahim: Utamakan Kedua Orang Tua

Drama Korea Tentang Persahabatan Wanita

Photo :
  • instagram

Dari semua kerabat, orang tua menempati posisi tertinggi dalam silaturahim dan birrul walidain (berbakti). Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bahwa keridaan orang tua adalah pintu gerbang keridaan Allah.

“Keridaan Allah berada pada keridaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan kedua orang tua.”

Bakti kepada orang tua harus terus dilanjutkan, baik saat mereka masih hidup maupun setelah mereka meninggal. Bahkan setelah mereka tiada, berbakti dapat dilakukan dengan cara mendoakan, memohonkan ampun, bersedekah atas nama mereka, dan menjalin hubungan baik dengan teman-teman dekat mereka.

3. Ancaman Mengerikan Bagi Pemutus Silaturahim

Sebaliknya, Islam memberikan ancaman yang sangat keras bagi mereka yang memutus hubungan kekerabatan, bahkan memasukkannya dalam kategori dosa besar:

1. Dilarang Masuk Surga

Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus (hubungan silaturahim).". Ancaman ini berlaku bagi mereka yang mengabaikan kerabatnya karena perbedaan ekonomi, sosial, atau pendidikan.

2. Durhaka Tidak Langsung

Mencaci maki orang tua sendiri adalah dosa besar. Namun, dosa yang sama beratnya adalah menyebabkan orang tua kita dicaci maki. Ini terjadi ketika kita mencela orang tua orang lain, lalu orang tersebut membalas mencela orang tua kita.

3. Batas Waktu Marah

Jika terjadi perselisihan, seorang Muslim tidak boleh memutus hubungan dengan saudaranya (atau kerabatnya) lebih dari tiga malam. Dan orang yang terbaik di antara keduanya adalah yang terlebih dahulu memulai salam.

4. Mengubah Kebaikan Sederhana Menjadi Pahala Sedekah

Persahabatan

Photo :
  • instagram

Silaturahim tidak selalu harus dilakukan dengan pemberian materi yang besar. Ustadz Khalid mengingatkan bahwa setiap kebaikan (ma'ruf) dihitung sebagai sedekah.

Bertemu dengan kerabat dengan wajah berseri-seri sudah merupakan kebaikan yang dinilai pahala.

Saat memasak makanan berkuah, perbanyak airnya untuk dibagikan kepada tetangga—yang pada zaman Nabi ﷺ sebagian besar adalah kerabat.

Intinya, jangan biarkan syaitan merusak ikatan yang telah Allah anugerahkan. Jika ada kerabat yang memutus hubungan, kitalah yang harus aktif menyambungnya, karena silaturahim yang sesungguhnya adalah menjalin hubungan dengan orang yang memutuskannya.

Mari jadikan silaturahim sebagai investasi terbaik di dunia dan akhirat, yang mendatangkan kelapangan rezeki dan keberkahan hidup.