Dzulhijjah: Kenapa 10 Hari Pertamanya Lebih Mulia dari Jihad? Begini Penjelasan Ustadz dr Syafiq Riza Basalamah
- freepik.com
Olret – Sering kali kita menganggap Ramadan sebagai satu-satunya "musim panen" amal terbesar dalam Islam. Namun, tahukah Anda ada periode lain yang keutamaannya bahkan melebihi jihad di jalan Allah?
Dalam sebuah ceramah yang menggugah, Ustadz dr. Syafiq Riza Basalamah mengajak kita merenung tentang keagungan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Periode ini seringkali luput dari perhatian, padahal di dalamnya terkandung janji pahala yang luar biasa bagi setiap amal shalih yang kita lakukan.
Pintu Langit Terbuka Lebih Lebar
Ustadz Syafiq menegaskan, tidak ada hari di mana amal kebaikan lebih dicintai Allah daripada di 10 hari pertama Dzulhijjah. Ini bukan sekadar waktu biasa, melainkan kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dari berpuasa, memperbanyak zikir, bersedekah, hingga beribadah kurban, semua amalan kita akan dilipatgandakan nilainya.
Keistimewaan ini seharusnya menjadi motivasi kuat bagi kita untuk tidak menyia-nyiakannya, sama seperti antusiasme kita menyambut Ramadan.
Mengenali Dosa, Kunci Menuju Taubat
Selain membahas Dzulhijjah, ceramah ini juga menyentuh inti dari spiritualitas kita: taubat. Ustadz Syafiq memaparkan tiga jenis dosa yang harus kita pahami:
Dosa Syirik (Menyekutukan Allah): Ini adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni kecuali dengan taubat nasuha.
Dosa Terhadap Sesama Manusia: Dosa ini tidak akan diampuni oleh Allah sampai kita meminta maaf dan menyelesaikannya dengan orang yang bersangkutan.
Dosa yang Mungkin Diampuni Allah: Dosa-dosa yang murni antara kita dan Allah, yang bisa diampuni dengan taubat yang tulus.
Penting untuk diingat, dosa kecil bisa menjadi dosa besar jika terus-menerus kita lakukan tanpa ada keinginan untuk berhenti.
Gelapnya Hati Akibat Dosa
Mungkin kita sering bertanya, "Mengapa hidup terasa hampa? Mengapa sulit sekali beribadah?"
Ustadz Syafiq menjelaskan bahwa dosa memiliki dampak yang nyata dalam hidup kita. Ia bukan hanya urusan pahala dan hukuman, tetapi juga memengaruhi batin dan lahiriah kita. Dosa bisa menjadi penyebab hilangnya keberkahan, sulitnya melakukan kebaikan, dan yang paling berbahaya, ia dapat menggelapkan hati kita. Hati yang gelap akan sulit membedakan antara kebenaran dan kebatilan, membuat kita mudah terjerumus dalam kesalahan yang sama.
Taubat adalah satu-satunya jalan untuk membersihkan hati yang kotor. Kita bisa mencontoh Aisyah dan Abu Bakar, dua tokoh mulia yang tidak pernah berhenti bertaubat, meskipun mereka sudah dijamin masuk surga. Ini menunjukkan bahwa taubat adalah kebutuhan, bukan pilihan.
Maka, sudah saatnya kita mengambil hikmah dari ceramah ini. Jadikan 10 hari Dzulhijjah sebagai momen untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh dan meraih ampunan-Nya, sebelum kesempatan itu berlalu.