Menikah Itu Ibadah, Jadi Niatkan Lillahi Ta'ala Dan Penyempurna Ibadahmu

Menikah
Sumber :
  • instagram

Kedua, Menikah Sebagai Ibadah Dan Karena Allah, Akan Benar Benar Membantumu, Untuk Menerima Kurang Maupun Lebihnya Pasanganmu. Bukan Lagi Menuntut Untuk Menjadikan Dia Seperti Yang Kamu Mau, Tapi Membimbing Untuk Kebahagiaan Bersama

"Hati Saya Sudah Kosong, Tapi Saya Ikhlas": Pesan Mengharukan Melda Setelah Ditinggalkan Suami PPPK

Menikah

Photo :
  • instagram

Cinta itu mudah di bolak balikkan. Apalagi, jika cintanya terbalut karena beberapa factor duniawi, seperti rupa, harta dan tahta. Sewaktu-waktu, bersama hilangnya semua hal itu, maka cinta yang digenggam, juga akan berakhir dan pergi jua.

Tangis Ibu Badru Pecah: "Anak Saya Manusia, Bukan Kepiting!" — Momen Haru Rekonsiliasi Korban Bullying "Kepiting Alaska"

Berbeda, jika cinta yang kamu berikan, hubungan yang kamu jalin sungguh karena Allah SWT. Hal itu akan membuat cinta itu pula tak akan terkekang waktu dan akan abadi, bahkan setelah kematian menjemput kelak.

Kamu menyadari, bahwa yang menjadi pasanganmu hari ini, adalah seseorang yang tepat dan terbaik untukmu. Kamu menyadari, bahwa dia pun juga punya kurang dan lebih sama seperti kamu.

Kisruh Rumah Tangga Dua Bulan Clara Shinta: Berawal dari Foto Mantan, Diakhiri Lewat "Jihad" Gengsi

Dan kamu menyadari, bahwa segala kekurangan dan kelebihan itu adalah untuk melengkapi dirimu sendiri.

Sehingga, kamu tidak akan lagi menuntutnya. Kamu tidak akan lagi egois dengan ingin menjadikan dia seperti apa yang kamu mau. Tapi, saling membimbing dan saling mengingatkan, agar hubungan lebih baik dan pribadimu juga lebih dewasa.

Ketiga, Menikah Itu Ibadah, Bukan Kesenangan Sesaat. Sehingga Siapkan Mental, Betul Betul Pahamilah Ilmu, Juga Hak Serta Tanggung Jawab Yang Kamu Harus Lakukan.

Banyak pernikahan yang gagal, karena kelalaian dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab pasangan. Ada suami yang tidak bisa tegas antara ibu dan istrinya. Ada suami, yang memang sengaja melalaikan dan numpang hidup pada istri, ada pula istri yang tidak mampu menjaga marwah suaminya.

Semua itu, bisa terjadi, karena mereka belum benar benar siap dalam menghadapi pernikahan. Pemikiran yang masih kekanakan dan dangkal. Masih begitu egois memikirkan kesenangan diri sendiri, atau merasa superior atau berkuasa pada pasangannya.

Padahal pernikahan haruslah seimbang dengan kata saling. Baik suami atau istri mempunyai tanggung jawab dan hak masing-masing. Dan sebenarnya, semua itu sudah dijelaskan, juga bisa dipelajari lewat ilmu agama masing-masing.

Halaman Selanjutnya
img_title