Mengapa Gen Z Sulit Kaya? Analisis Timothy Ronald
- Youtube Timothy Ronald
Olret – Apakah Anda termasuk Gen Z yang merasa sulit mendapatkan pekerjaan, atau gaji yang diterima terasa tidak sebanding dengan kebutuhan hidup yang terus meningkat?
Fenomena ini dibahas secara mendalam oleh Timothy Ronald dalam video terbarunya yang berjudul "Kenapa Gen Z Itu Miskin?". Menurutnya, kesulitan finansial yang dialami Gen Z tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga oleh kondisi sistemik yang menantang.
Tantangan Sistem Ekonomi
Timothy Ronald membedah beberapa faktor eksternal yang berada di luar kendali Gen Z, yang secara langsung memengaruhi kondisi finansial mereka:
Kompetisi Pasar Kerja yang Sengit
Di era digital, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Banyak lulusan baru kesulitan karena perusahaan lebih memprioritaskan kandidat dengan pengalaman.
Ancaman Otomatisasi AI
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggantikan banyak jenis pekerjaan. Hal ini membuat banyak profesi yang dulunya menjanjikan kini menjadi kurang relevan.
Inflasi dan Harga Aset yang Melonjak
Pencetakan uang yang masif selama pandemi memicu inflasi, yang tidak hanya menaikkan harga kebutuhan pokok, tetapi juga harga aset, terutama properti. Akibatnya, harga rumah meroket, membuat Gen Z semakin sulit untuk memiliki hunian.
Utang Pendidikan yang Menjerat
Timothy memprediksi bahwa Indonesia akan mengadopsi sistem student loan seperti di Amerika, di mana biaya pendidikan tinggi yang mahal memaksa mahasiswa berutang, menjebak mereka dalam lingkaran utang yang sulit lunas.
Mentalitas yang Perlu Dibenahi
Selain tantangan sistemik, Timothy juga menyoroti mentalitas Gen Z yang sering kali menjadi penghalang menuju kesuksesan finansial. Menurutnya, ada beberapa sifat yang perlu diubah:
Sok Pintar dan Kurang Praktik: Banyak Gen Z yang terlalu banyak mengonsumsi informasi teori di media sosial tanpa menerapkannya dalam tindakan nyata.
Terjebak FOMO dan Boros: Budaya Fear of Missing Out (FOMO) membuat Gen Z mudah terpengaruh tren dan menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak penting, daripada berinvestasi untuk masa depan.
Keinginan Instan dan Kurang Sabar: Ada anggapan bahwa kesuksesan finansial dapat diraih secara instan, seperti dari trading kripto atau membangun bisnis dalam waktu singkat. Padahal, kekayaan sejati dibangun melalui proses yang panjang dan konsisten.