Kevin Hendrawan : Realitas Pahit Dunia Entertainment Hingga Investasi Menjadi Tujuan Akhir dari Segala Profesi
Olret – Meski masih asing ditelinga sebagian orang, namun nama Kevin Hendrawan pernah malang melintang di dunia hiburan indonesia lewat layar kaca. Hal ini setelah dia menjuarai L-men of The Year 2014, Kevin akhirnya memutuskan untuk menekuni industri hiburan di Indonesia.
Namun kini dia jauh dari sorotan lampu panggung digital, figur publik sering kali terlihat menikmati puncak kejayaan tanpa akhir. Namun, bagi Kevin Hendrawan, salah satu YouTuber teknologi dan otomotif terkemuka Indonesia, pandangan itu adalah ilusi.
Dalam sebuah diskusi yang jujur dengan Timothy Ronald, Kevin memaparkan keputusan radikalnya untuk meninggalkan gemerlap panggung content creator demi sebuah destinasi yang ia sebut "Tujuan Akhir dari Segala Profesi": Investasi.
Kevin tidak melihat kariernya di dunia entertainment sebagai jalan menuju kekayaan abadi, melainkan sebagai sebuah jembatan. Menurutnya, popularitas, seberapa pun besarnya, memiliki batas plafon yang tak terhindarkan.
"Gua melihat bahwa entertainment itu ada mentoknya... sekaya-kayanya orang di YouTube mungkin lebih tajir yang punya YouTube. Gua harus melihat kayaknya ada plafonnya," ungkap Kevin, menunjuk pada ketidakberlanjutan industri yang bergantung pada algoritma dan tren yang cepat berubah.
Strategi Konservatif dan Penolakan Risiko Bisnis
Filosofi keuangan yang dianut Kevin Hendrawan terbilang konservatif, berbanding terbalik dengan citra flamboyan yang sering melekat pada influencer. Ia fokus menabung secara masif dan menerapkan gaya hidup yang sangat hemat. Langkah ini bertujuan tunggal: mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya untuk ditempatkan di pasar modal.
Keputusan ini didasari oleh keyakinannya yang mendalam mengenai hakikat kekayaan. Ia berpendapat bahwa terlepas dari sektor pekerjaan atau bisnis apa pun, titik akhir dari akumulasi aset adalah investasi.
"Kalau gua lihat-lihat I think investment adalah goal dari semua jenis pekerjaan dan semua bisnis ujung-ujungnya kan akan nyemplung di investasi kan," tegasnya.
Kevin juga secara terbuka menceritakan bagaimana ia menghindari apa yang ia sebut sebagai "fase bisnis bangkrut" yaitu fenomena umum di mana influencer beramai-ramai mendirikan bisnis ritel seperti coffee shop atau label fesyen.