Penyebab Burnout yang Jarang Disadari, Ternyata Bukan Cuma karena Kerja Lembur

Burnout dalam pekerjaan
Sumber :
  • freepik.com

OlretBurnout sering dikaitkan dengan kerja berlebihan atau lembur tanpa henti. Padahal, kenyataannya nggak sesederhana itu. Banyak orang yang terlihat punya jam kerja normal, bahkan sering libur, tapi tetap merasa lelah, kehilangan motivasi, dan emosinya naik turun. Itu artinya, ada penyebab burnout yang sering luput dari perhatian kita.

5 Skill yang Bisa Dipelajari Setelah Pulang Kerja, Upgrade Diri Tanpa Harus Lembur!

Burnout sendiri adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang membuat seseorang merasa kewalahan, tidak berdaya, dan kehilangan semangat. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa serius mulai dari turunnya produktivitas, kesehatan yang memburuk, sampai terganggunya hubungan sosial.

Nah, mari kita bahas penyebab burnout yang jarang disadari, supaya kita bisa lebih waspada.

Rahasia Parenting Bahagia: Ketika Ajaran Islam Bertemu Sains Modern

1. Terlalu Banyak Multitasking

Kelihatannya keren kalau kita bisa mengerjakan banyak hal sekaligus. Tapi otak manusia sebenarnya punya batas fokus. Terlalu sering berpindah dari satu tugas ke tugas lain bikin energi mental terkuras lebih cepat. Akibatnya, kita merasa lelah bahkan sebelum pekerjaan selesai.

"Gak Kerja, Gak Makan": Lebih dari Sekadar Pepatah, Ini Filosofi Bertahan Hidup

Multitasking berlebihan membuat otak seperti komputer yang membuka terlalu banyak tab b lama-lama lemot dan panas. Kalau sudah begitu, wajar kalau burnout datang diam-diam.

2. Tidak Punya Batasan (Boundary) yang Jelas

Banyak orang merasa “nggak enak” kalau menolak permintaan orang lain, apalagi di tempat kerja atau keluarga. Akhirnya, kita menerima semua tugas, undangan, atau permintaan bantuan, meski sebenarnya sudah lelah.

Tanpa batasan, waktu istirahat kita terpotong sedikit demi sedikit. Lama-lama, tubuh dan pikiran nggak punya kesempatan untuk pulih. Burnout pun datang tanpa disadari, dan kita baru sadar ketika sudah kehilangan tenaga untuk melakukan hal yang kita sukai.

3. Perfeksionisme yang Terlalu Tinggi

Ingin memberikan hasil terbaik itu bagus, tapi kalau semua hal harus sempurna, justru bisa jadi jebakan. Perfeksionisme membuat kita menghabiskan energi untuk detail kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Masalahnya, standar sempurna itu sering nggak realistis. Ketika kita selalu merasa hasil kerja “kurang”, otak terus bekerja tanpa henti, memicu rasa frustrasi, dan mempercepat kelelahan mental.

4. Kurangnya Apresiasi atau Rasa Bermakna

Bekerja keras tapi merasa usaha kita tidak dihargai bisa membuat semangat terkuras. Rasa lelah akan terasa lebih berat ketika kita tidak melihat tujuan atau manfaat dari apa yang kita lakukan.

Halaman Selanjutnya
img_title