Tradisi Gebrak Bayi, Hati-hati Anak Mengalami Shaken Baby Syndrome

Shaken Baby Syndrome
Sumber :
  • www.pinterest.com

Olret

Pesan Melda Safitri untuk Suami : Tolong Perhatikan dan Jangan Telantarkan Anak

Hai moms, pernah lihat tradisi satu ini nggak ya, tradisi gebrak bayi yang baru lahir?

Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi. Memiliki banyak tradisi yang turun temurun masih dilaksanakan.

Tangis Ibu Badru Pecah: "Anak Saya Manusia, Bukan Kepiting!" — Momen Haru Rekonsiliasi Korban Bullying "Kepiting Alaska"

Sebut saja tradisi gebrak bayi. Tradisi Gebrak Bayi yaitu biasanya bayi diletakkan dikasur atau tempat datar lainnya lalu dengan sengaja menggebrak benda di sekitar bayi dengan tujuan membuat bayi kaget. 

Tradisi ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Melestarikan tradisi itu sah-sah saja ya moms tapi juga harus pilah pilih juga nggak semua harus diikuti.

Sebuah Pesan Ketulusan dari Daehoon: Kekuatan di Balik Senyuman Demi Anak

Tradisi gebrak bayi ini konon katanya bermanfaat supaya bayi nggak kagetan.

Bagaimana pandangan medisnya ya moms soal tradisi ini? Amankah untuk si kecil? 

Profesi gebrak bayi baru lahir ini diyakini bisa membuat anak tidak kagetan saat dewasa nanti. Namun cara ini tidak direkomendasikan oleh dokter spesialis anak.

Ditambahkan oleh dokter Wiyarni Pambudi, SpA, IBLCC, dokter spesialis anak Yayasan Sentra Laktasi Indonesia sperti dikutip dilaman kumparan.com, mengatakan tradisi gebrak bayi untuk membuat bayi tidak kagetan adalah sebuah mitos, justru kalau bayi tidak ada reflek ini (reflek moro) wajib diperiksakan, dokter akan menguji fungsi saraf dengan saksama.

Justru, tradisi gebrak bayi ini terbukti tidak memiliki manfaatnya secara medis. Bahkan bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak itu sendiri.

Dikutip dalam laman resmi IDAI, akibat getaran yang kencang atau terlalu kuat meningkatkan atau anak bisa mengalami risiko terjadinya Shaken Baby Syndrome, yang berujung pada pendarahan diotak dan retina. Shaken Baby Syndrome juga bisa berefek pada penurunan kesadaran, kecang hingga kematian.

Rasa kaget yang berlebihan justru membuat bayi trauma, detak jantung dan aliran darah keototnya bisa meningkat bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak pada bayi.

Selain itu, tradisi gebrak bayi juga berisiko membuat anak tuli bila suara yang diberi terlalu keras,  sebab indra pendengar bayi dan anak-anak masih sangat sensitif terhadap suara keras. 

BAYI KAGET ITU WAJAR

Dikutip dalam laman youtube dokter Reza Fahlevi, SpA, dokter spesialis anak RSU Hermina Kemayoran, mengatakan refleks kaget atau refleks moro merupakan salah satu refleks yang normal atau wajar.

Halaman Selanjutnya
img_title