Benarkah Sering Masturbasi Berbahaya? Membongkar Mitos dan Fakta Bersama Ahli
- lovepanky
Olret – Banyak orang masih menganggap masturbasi sebagai topik yang tabu, sehingga informasi yang beredar sering kali berupa mitos yang menyesatkan.
Namun, dr. Jefry Albari Tribowo, seorang urolog dan spesialis andrologi, hadir untuk memberikan penjelasan yang jelas dan mencerahkan. Bersama bintang tamu Hirzan Anggoro, ia membahas kapan masturbasi bisa menjadi masalah dan bagaimana cara mengendalikannya tanpa stigma.
Membongkar Mitos yang Bikin Cemas
Cara Onani yang Benar dan Sehat Bagi Pria
- Youtube
Selama ini, banyak yang percaya bahwa masturbasi berlebihan bisa menimbulkan dampak fisik yang menakutkan. Dr. Jefry dengan tegas membantah dua mitos paling populer:
Mitos: Sering masturbasi membuat air mani bercampur darah.
Fakta: Justru sebaliknya. Menurut Dr. Jefry, darah dapat bercampur dengan air mani (hematospermia) jika seorang pria tidak ejakulasi dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena penumpukan di pembuluh darah yang kemudian "kaget" saat terjadi ejakulasi.
Mitos: Masturbasi berlebihan bikin "dengkul kopong."
Fakta: Tidak ada hubungan sama sekali. Sperma diproduksi di testis, sementara kepadatan tulang tidak terkait dengan aktivitas ini. Mitos ini sama sekali tidak memiliki dasar medis.
Ketika Rasa Bersalah Menguasai: Dampak Psikologis
Onani
- sanook
Alih-alih dampak fisik, masalah sesungguhnya dari masturbasi berlebihan lebih sering bersifat psikologis. Dr. Jefry memperkenalkan istilah "post-nut clarity", yaitu perasaan tenang dan jernih setelah ejakulasi karena pelepasan hormon. Namun, perasaan ini bisa menjadi bumerang jika diikuti dengan rasa bersalah dan kecemasan.
Ketakutan akan disfungsi ereksi akibat masturbasi berlebihan justru bisa memicu masalah tersebut secara nyata, sebuah kondisi yang dikenal sebagai penyakit psikosomatis. Pikiran negatif ini menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus tanpa kesadaran.
Kecanduan: Kapan Masturbasi Menjadi Masalah?
Tidak ada batasan pasti berapa kali seseorang boleh bermasturbasi. Dr. Jefry menjelaskan bahwa masturbasi baru menjadi masalah ketika mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, produktivitas kerja, dan kesejahteraan emosional Anda.
Jika aktivitas ini membuat Anda sering terlambat, melewatkan janji, atau merasa tidak bisa mengendalikan diri, itu adalah tanda bahwa Anda perlu mencari solusi.
Strategi Jitu Mengendalikan Kebiasaan
Kesalahan Onani Utama yang Dilakukan Pria
- freepik.com
Jika Anda merasa kebiasaan ini sudah di luar kendali, Dr. Jefry memberikan panduan praktis untuk menguranginya:
Kenali Pemicu: Sadari kapan dan mengapa Anda ingin melakukannya. Apakah setelah selesai berolahraga, saat sedang stres, atau di waktu tertentu?
Ganti dengan Kebiasaan Positif: Setelah mengidentifikasi pemicu, gantilah dengan aktivitas lain. Daripada langsung ke kamar, coba mainkan game, berbincang dengan teman, atau membaca buku untuk menurunkan energi dan mengalihkan pikiran.
Buat Komitmen dengan Diri Sendiri: Buat perjanjian pribadi untuk mengurangi frekuensi masturbasi. Sediakan konsekuensi jika Anda gagal, seperti membayar denda kecil.
Kendalikan Lingkungan: Hindari berada di tempat yang terisolasi, terutama di kamar tidur, di mana godaannya lebih kuat. Carilah tempat yang terbuka atau berkumpul dengan orang lain.
Perbaiki Algoritma Media Sosial: Algoritma media sosial sering kali memicu kecanduan pornografi. Atur ulang preferensi Anda untuk mengurangi paparan konten yang memicu hasrat.
Perkuat Iman: Dr. Jefry juga menekankan bahwa memiliki iman yang kuat dapat menjadi benteng untuk mengendalikan dorongan seksual.
Pada akhirnya, masturbasi bukanlah musuh, melainkan sebuah aktivitas yang perlu dikelola secara bijak. Kuncinya adalah tidak membiarkan rasa bersalah dan kecanduan mengendalikan hidup Anda. Memahami diri sendiri dan mengambil langkah proaktif adalah jalan terbaik untuk mencapai keseimbangan.