Jenis Pernapasan Ini Menunjukkan Bahwa Kamu Memiliki Masalah

Pernapasan
Sumber :
  • 24h.com.vn

Olret – Metode baru dapat membantu mengidentifikasi masalah fisik dan mental pada seseorang berdasarkan pola pernapasan saja dengan akurasi 96,8%

Hidup Lebih Lama dengan 5 Kebiasaan Sederhana di Pagi Hari

Dilasir dari 24h.com.vn, sebuah penelitian yang baru saja diterbitkan dalam jurnal ilmiah Current Biology menyajikan penemuan baru yang dapat mendeteksi masalah kesehatan berdasarkan pola pernapasan saja: ​​Perangkat ringan yang dapat dikenakan yang terus memantau aliran udara hidung selama 24 jam menggunakan tabung fleksibel yang ditempatkan di bawah lubang hidung.

Sebagian besar tes napas yang digunakan dalam dunia medis saat ini hanya berlangsung selama 1-20 menit dan berfokus pada penilaian fungsi paru-paru atau diagnosis penyakit, kata para penulis.

Jumlah Air yang Harus Diminum Setiap Hari

Namun, tes tersebut hanya merupakan cuplikan, bukan gambaran lengkap yang dapat diberikan oleh pernapasan, kata rekan penulis Noam Sobel dari Institut Sains Weizmann di Israel.

Tim Dr. Sobel memasang perangkat tersebut pada 100 orang dewasa muda yang sehat dan meminta mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini diulang beberapa kali selama periode dua tahun.

Manfaat Buah Pepaya, Nggak Cuma Buat Melancarkan Pencernaan Saja Loh!

"Saya pikir akan sulit mengidentifikasi seseorang karena setiap orang melakukan hal yang berbeda, seperti berlari, belajar, atau beristirahat. Namun ternyata pola pernapasan mereka sangat berbeda," kata salah satu penulis Timna Soroka dari Weizmann Institute of Science kepada News Medical.

Lebih jauh, penelitian tersebut menemukan bahwa tanda-tanda yang diekspresikan dalam pola pernapasan juga berkorelasi dengan indeks massa tubuh (IMT) seseorang, siklus tidur-bangun, tingkat depresi dan kecemasan, ciri-ciri perilaku, dan berbagai masalah kesehatan fisik.

Yang paling mengejutkan, masalah kesehatan mental juga tercermin dalam pola pernapasan.

Orang-orang dengan masalah kecemasan dalam kelompok relawan mendapat skor yang relatif lebih tinggi pada kuesioner kecemasan dan memiliki tarikan napas yang lebih pendek. Jeda mereka di antara napas saat tidur juga kurang konsisten.

Orang-orang dengan tanda-tanda depresi juga menunjukkan perbedaan karakteristik dalam pola pernapasan.

Para penulis terus mempelajari apakah orang dapat meniru pola pernapasan yang sehat untuk meningkatkan kondisi mental dan emosional mereka.