Bagaimana Otak Memberi Perintah untuk Menangis? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jadilah bahu untuk menangis, jika perlu
Sumber :
  • U-Repot

Olret – Tangisan bukan cuma soal perasaan yang meledak atau drama yang menyentuh hati. Di balik satu tetes air mata, ada proses biologis kompleks yang melibatkan kerja sama antara otak, sistem saraf, dan kelenjar air mata. Setiap kali kamu menangis, sebenarnya tubuh sedang menjalankan sistem canggih yang sudah terprogram sejak lahir.

Apa Itu Door Slam dalam Psikologi? Ini Alasan Seseorang Melakukannya

Gimana otak bisa memberi perintah agar air mata keluar? Yuk, kita bongkar prosesnya secara ilmiah, tapi dengan cara yang tetap seru buat dipahami.

1. Semua Dimulai dari Sinyal Emosi

8 Makanan yang Diam-diam "Mencuri" Kalsium, Meningkatkan Risiko Osteoporosis

Air mata emosional muncul karena sinyal yang diproses oleh sistem limbik, pusat pengatur emosi dalam otak. Ketika kamu merasa sedih, stres, bahagia banget, atau bahkan frustrasi, bagian otak bernama amigdala akan aktif.

Amigdala ini bertugas mendeteksi emosi dan menghubungkannya dengan respons tubuh. Saat emosi sudah cukup kuat, amigdala mengirim sinyal ke bagian otak lain untuk mulai memproses reaksi fisik—termasuk menangis.

7 Manfaat Jalan Kaki yang Jarang Diketahui, Cocok Buat Yang Lagi Banyak Pikiran

2. Hipotalamus Sebagai Pusat Komando

Setelah menerima sinyal dari amigdala, hipotalamus mengambil alih sebagai pusat komando. Hipotalamus bertugas menerjemahkan emosi menjadi respons tubuh melalui sistem saraf otonom, yaitu sistem yang bekerja di luar kendali sadar kita.

Dari sini, sinyal diteruskan ke pons, bagian dari batang otak yang mengatur banyak fungsi otomatis, termasuk perintah ke kelenjar air mata untuk mulai bekerja.

3. Kelenjar Lakrimal Bekerja

Sinyal dari otak akhirnya sampai ke kelenjar lakrimal, yaitu bagian yang bertanggung jawab memproduksi air mata. Kelenjar ini berada di sudut atas mata dan langsung aktif begitu dapat perintah.

Yang menarik, air mata karena emosi mengandung zat-zat kimia yang berbeda dibanding air mata karena iritasi mata. Menurut penelitian dari Dr. William H. Frey II, air mata emosional mengandung hormon stres seperti ACTH dan prolaktin, yang membantu tubuh menyeimbangkan kembali sistemnya setelah tekanan emosional.

4. Efek Menenangkan Setelah Menangis

Rasa lega yang muncul setelah menangis bukan sugesti. Proses ini disebut katarsis, yaitu pelepasan emosi yang memberi efek menenangkan. Menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang menurunkan detak jantung, merilekskan otot, dan menenangkan pikiran.

Halaman Selanjutnya
img_title