Pukulan Pamungkas Konflik Dosen Malang: Diusir Warga, Lepas Jabatan Dosen, dan Tinggal di Hotel
- Youtube
Olret – Setelah badai tuduhan "cabul" dan drama aksi "guling-guling" mereda, konflik antara dr. Imam Muslimin (Yai Mim) dan tetangganya, Ibu Sahara, mencapai titik kulminasi yang menyedihkan: pengusiran dan kehancuran reputasi.
Kisah yang berawal dari sengketa parkir kini resmi menjadi tragedi sosial dan hukum.
Ditolak Warga, Dipaksa Meninggalkan Rumah Sendiri
Pukulan terberat bagi Yai Mim dan istrinya adalah surat keputusan yang dikeluarkan oleh perangkat RT/RW setempat. Mereka secara kolektif, didukung oleh 25 tanda tangan warga, memutuskan untuk mengusir Yai Mim dari lingkungan perumahan.
Yang paling disayangkan, keputusan drastis ini diambil tanpa proses tabayun (mediasi yang adil). Yai Mim merasa haknya untuk menjelaskan diri dirampas.
"Kami tidak pernah diberi kesempatan untuk tabayun mengenai [masalah] ini," ungkap istrinya, Mbak Ines.
Dampak dari penolakan massal ini sangat nyata. Yai Mim dan istrinya kini memilih untuk tidak tinggal di rumah mereka sendiri, terpaksa mengungsi dan tinggal sementara di hotel karena merasa diasingkan dan tidak aman.
"Saya merasa sepertinya ada gerakan agar para tetangganya tidak menyapa kami, jadi kami diasingkan," kata Mbak Ines, menggambarkan suasana lingkungan yang penuh sinisme.
Sebagai langkah akhir, Yai Mim pun terpaksa menjual rumahnya, mengakui bahwa ia harus pindah jika memang semua pihak sudah bersepakat menolaknya.
Konsekuensi Berat: Melepas Jabatan dan Terjebak Saling Lapor
Konflik yang viral di media sosial ini tidak hanya mengganggu kehidupan pribadi, tetapi juga karier profesional.
Demi fokus menyelesaikan masalah yang kian membesar, Yai Mim mengambil keputusan berat: mengajukan surat pengunduran diri sebagai dosen Pascasarjana di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Seorang akademisi senior terpaksa melepaskan jabatannya hanya karena sengketa dengan tetangga.
Bersamaan dengan itu, masalah ini resmi menjadi urusan penegak hukum. Yai Mim telah dilaporkan oleh Ibu Sahara atas dugaan pencemaran nama baik. Tak tinggal diam, Yai Mim juga telah menunjuk kuasa hukum dan menyiapkan laporan balik, mengubah area perumahan menjadi medan perang pengadilan.
Yai Mim, seorang pakar tasawuf, kini hanya bisa berharap jalan damai. "Mari kembali ke awal dan kembali pada diri masing-masing... Saya yang salah akan minta maaf, yang saya benar mohon dihargai," tutupnya. Namun, dengan saling lapor dan pengusiran warga yang sudah terjadi, jalan menuju kerukunan tampaknya masih sangat panjang.
Sumber : Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo