Ironi di Ruang Kelas: Smart TV Bantuan Prabowo Berubah Jadi Arena Karaoke Oknum Kepala Sekolah Saat Jam Pelajaran
- Youtube
Olret – Sebuah video yang beredar luas di media sosial baru-baru ini telah memicu kegaduhan dan mengundang kritik tajam dari publik.
Video tersebut menangkap momen mengejutkan di sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Pandeglang, Banten, di mana fasilitas pendidikan modern yang seharusnya digunakan untuk mencerdaskan bangsa, justru disalahgunakan untuk hiburan pribadi.
Viralnya Pesta Karaoke Saat KBM Berlangsung
Dalam rekaman singkat yang viral, terlihat jelas Kepala Sekolah SDN 2 Ciodeng bersama seorang guru perempuan sedang asyik berkaraoke di dalam ruang kelas. Ironisnya, keduanya masih mengenakan seragam dinas.
Situasi menjadi semakin miris karena momen "duet maut" ini diduga terjadi saat jam kegiatan belajar mengajar (KBM) masih berlangsung.
Keduanya tampak bernyanyi dengan penuh penghayatan, bahkan terlihat berpelukan, sementara alat yang mereka gunakan adalah Smart TV yang dilengkapi perangkat karaoke.
Smart TV: Dari Digitalisasi Pendidikan ke Sarana Hiburan
Yang membuat insiden ini semakin menyorot perhatian adalah narasi yang menyertai video tersebut: perangkat Smart TV tersebut merupakan bantuan dari Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari program besar digitalisasi pendidikan nasional.
Program ini dicanangkan untuk memperluas akses pembelajaran berbasis teknologi, khususnya di daerah pedesaan.
Alih-alih menjadi layar digital untuk pelajaran interaktif, Smart TV tersebut kini dicap sebagai "kotak hiburan" pribadi oleh oknum pendidik.
Respon Cepat Disdikpora Pandeglang
Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Pandeglang, Nono Suparno, membenarkan kebenaran insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa kasus ini telah diserahkan dan ditangani secara internal oleh bidang terkait.
Meskipun demikian, respons cepat ini tidak menghentikan arus kemarahan publik. Para warganet, termasuk sesama guru, meluapkan rasa malu dan kecewa mereka di kolom komentar.
"Sebagai seorang guru saya malu melihat adegan tersebut," tulis salah seorang warganet.
Insiden ini bukan sekadar masalah disiplin, tetapi juga menampar keras komitmen terhadap kualitas pendidikan. Peralatan canggih yang diamanahkan untuk meningkatkan mutu belajar-mengajar justru digunakan untuk bersenang-senang di waktu yang sangat tidak tepat.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar: seberapa efektif pengawasan terhadap penggunaan fasilitas pendidikan dan bagaimana cara menjamin bahwa bantuan teknologi ini benar-benar tepat guna?