Puncak Drama Dosen Malang: Ketika Celana Pendek Dituduh "Cabul", Disusul Aksi Guling-Guling yang Menggemparkan Medsos!

Dramatisasi Dosen UIN Malang Vs Tetangga
Sumber :
  • Youtube

Olret – Jika masalah parkir dan sengketa tanah wakaf adalah percikan api, maka tuduhan moral dan aksi teatrikal menjadi bensin yang menyulut konflik dr. Imam Muslimin (Yai Mim) dengan tetangganya, Ibu Sahara, menjadi bencana media sosial.

5 Hal Yang Sebaiknya Berhenti Dikejar Dalam Hidup Untuk Menjaga Kesehatan Mental

Perseteruan ini mencapai titik didihnya ketika masalah sepele ditarik ke ranah pribadi yang sangat sensitif, menghancurkan reputasi akademisi tersebut.

Jembatan 'Cabul' yang Menghancurkan Reputasi

Segalanya berubah dari sengketa properti menjadi perkara moral hanya karena sehelai pakaian.

Yai Mim, seorang dosen senior Filsafat dan Tasawuf, dituduh berbuat cabul oleh Ibu Sahara. Tuduhan fatal ini muncul setelah Ibu Sahara memergokinya mengenakan celana pendek saat hendak mencuci pakaian di lantai atas rumah.

Di mata Ibu Sahara, pemandangan Yai Mim yang berpakaian santai di rumahnya sendiri dianggap sebagai tindakan asusila. Tuduhan ini tak hanya beredar di lingkungan terbatas, tetapi langsung diunggah ke media sosial, merusak citra seorang dosen secara instan.

Lebih parahnya, tuduhan itu disampaikan langsung di depan para mahasiswa Yai Mim, menimbulkan kehebohan yang membuat sang akademisi tersebut terpojok. Tuduhan ini seolah menjadi justifikasi sempurna bagi lingkungan sekitar untuk menjauhi dan mengucilkan Yai Mim.

Aksi 'Guling-Guling' sebagai Strategi Psikologi

Di tengah tekanan sosial dan mental yang memuncak, Yai Mim terekam dalam video yang sangat viral: ia terlihat menjatuhkan diri dan berguling-guling di tanah saat terjadi cekcok dengan tetangga. Aksi ini memicu kebingungan dan cibiran publik, menjadikannya bahan lelucon di jagat maya.

Namun, Yai Mim mengklaim aksinya bukan karena hilang kendali, melainkan respons yang disengaja—sebuah "aksi teatrikal" yang dilandasi referensi ilmu pengetahuan.

"Itu tidak pura-pura jatuh. Saya menjatuhkan diri beneran," tegas Yai Mim.

Menurutnya, aksi menjatuhkan diri dan berguling adalah strategi psikologi untuk melawan rasa sakit fisik atau pusing yang ia rasakan saat cekcok. Bahkan, ia juga sempat berpura-pura stroke sebagai bentuk sindiran balik terhadap dugaan santet yang konon diarahkan kepadanya. Ia ingin menunjukkan bahwa teror atau santet itu tidak mempan.

Kisah Yai Mim adalah sebuah pelajaran keras tentang bagaimana masalah bertetangga yang gagal diselesaikan melalui mediasi (tabayun) akhirnya meledak menjadi drama publik.

Reputasi dosen itu kini harus dipertaruhkan, bukan karena kasus korupsi atau penyimpangan akademik, melainkan karena celana pendek dan aksi putus asa yang direkam oleh kamera.

Tragedi ini berujung pada pengusiran Yai Mim dari lingkungan dan pengunduran dirinya dari kampus, membuktikan bahwa di era media sosial, privasi dan batas toleransi dapat dengan mudah menjadi puing-puing viral.

Sumber :  Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo

Skandal Tumbler Hilang Milik Anita Dewi di KRL: Dari Kelalaian Kecil, Menuju Pemecatan Instan?