Misteri Tergelap Kedai Kopi Cirebon: Antara Kopi, Pesugihan, dan Tumbal Nyawa

Misteri Tergelap Kedai Kopi Cirebon
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret –  Pada tahun 2018, sebuah kedai kopi di Kota Cirebon menjadi buah bibir, bukan karena kenikmatan kopinya, melainkan karena misteri gelap yang menyelimuti perjalanannya.

7 Tanda Peringatan Dini PHK di Perusahaan yang Perlu Kamu Waspadai

Dari luar, tempat ini tampak seperti kafe modern biasa, namun di dalamnya tersimpan rahasia yang mengundang teror.

Dipimpin oleh Bos Andre, kedai ini awalnya sepi, bagaikan kuburan yang tidak pernah disentuh pengunjung. Upaya promosi, menu baru, bahkan diskon besar-besaran tak mampu menarik satu pun pelanggan.

Bagaimana Cara Kerja AI Bisa Menyebabkan Burnout?

Karyawan seperti Bang Bonjol merasakan kejanggalan; orang-orang yang datang sesekali justru cepat-cepat pergi dengan wajah tidak nyaman. Mereka merasa tidak "terlihat," seolah ada energi asing yang membuat tempat itu terasa dingin, sunyi, dan penuh tekanan.

Dalam keputusasaan, Bang Bonjol menerima saran yang tak masuk akal: menaburkan air garam di sekitar kedai menjelang magrib. Ajaib, keesokan harinya, kedai yang biasanya kosong mendadak ramai tak karuan.

5 Buah-Buahan yang Rendah Gula, Tetap Segar dan Menyehatkan

Omzet melonjak drastis, tawa dan percakapan memenuhi ruangan, mengubahnya menjadi pasar malam. Bos Andre dan istrinya, Fanny, tersenyum puas. Namun bagi Bang Bonjol, keajaiban ini terasa mengerikan. Ia tahu, keramaian itu bukanlah hasil promosi, melainkan hasil dari sebuah ritual.

Tak butuh waktu lama bagi kegelapan itu untuk menampakkan wujudnya. Seorang karyawan melihat sosok hitam bertanduk di toilet. Barang-barang pecah, freezer terbuka sendiri, dan di belakang kedai, ditemukan ayam cemani yang disembelih dan bunga tujuh rupa.

Puncaknya, seorang pelanggan tiba-tiba kerasukan. Dengan suara parau, ia menunjuk ke arah Fanny dan berteriak, “Ini gara-gara kamu! Aku tidak pernah dikasih makan!”

Kecurigaan pun akhirnya mengarah pada Fanny. Ia sering datang diam-diam di malam hari, membawa sesajen, dan melakukan ritual di sudut-sudut kedai. Setelah Bos Andre jatuh sakit dan meninggal, Fanny tidak berhenti.

Ia justru semakin terjerumus, bahkan melakukan ritual tambahan dengan seorang pria yang diduga selingkuhannya. Teror semakin mencekam. Bang Bonjol hampir setiap malam diteror sosok tinggi besar, dan bayangan-bayangan putih bergelayut di langit-langit.

Muak dengan teror itu, Bang Bonjol memberanikan diri membuang sesajen di dapur. Keputusannya memicu kemarahan Fanny dan memperparah gangguan. Piring pecah, listrik padam, dan suara langkah berat terdengar dari lantai atas—padahal bangunan itu hanya satu lantai. Konfrontasi pun meledak.

Beberapa karyawan memilih mundur, sementara Bang Bonjol bertahan hingga sebuah peringatan dari guru spiritualnya datang: “Kalau kau tetap di sana, nyawamu bisa jadi tumbal.”

Bang Bonjol pun pergi. Tidak lama setelahnya, kabar mengejutkan datang: Fanny meninggal dalam kecelakaan tragis. Kedai kopi yang sempat begitu ramai itu kini ditutup selamanya.

Bangunannya dibiarkan kosong, catnya mengelupas, dan jendelanya buram berdebu. Warga sekitar masih sering melihat sosok hitam tinggi di dalam bangunan, seolah sang penjaga gaib masih menetap di sana.

Kisah kedai kopi ini menjadi pengingat yang mengerikan. Bahwa jalan pintas melalui pesugihan hanya memberikan fatamorgana. Keramaian yang datang mendadak bisa jadi bukanlah rezeki, melainkan hasil perjanjian gelap yang menuntut harga tak ternilai.

Pada akhirnya, harga yang harus dibayar bukan sekadar uang, melainkan nyawa, kehancuran, dan sebuah kutukan yang abadi.

Catatatn redaksi :

Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.