Misteri Pesugihan Nusakambangan: Kekayaan, Tumbal, dan Api yang Melahap Semuanya

Misteri Pesugihan Nusakambangan
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret –  Sebuah terminal tua di pesisir utara Jawa, berbau kopi dan rokok, menjadi saksi bisu awal mula sebuah kisah yang mengerikan. Kisah tentang pesugihan, tumpukan uang, kematian misterius, dan api yang menghanguskan segalanya.

Investigasi Eksklusif: Tragedi di Balik Label "Sehat", Skandal Roti Gluten-Free Palsu yang Mengancam Nyawa Konsumen

Malam itu, Pak Ipung, seorang sopir minibus kawakan, bertemu dengan sepasang suami istri yang dilanda keputusasaan. Sang suami, Jaya, mengaku bangkrut dan terlilit utang miliaran rupiah. Ia mencari jalan pintas.

"Di Jawa Tengah itu ada pesugihan, ya?" tanya Jaya dengan nada lirih. Pak Ipung terdiam, ia tahu betul risiko yang mengintai. Namun, melihat keputusasaan di mata Jaya, ia akhirnya mengiyakan dan bersedia mengantar mereka, dengan satu syarat: sang istri harus ikut.

Misteri Penyakit Bu Sri: Ketika Benjolan Keras Menjadi Sarang Kiriman Gaib

Perjalanan Penuh Teror

Perjalanan mereka penuh dengan kejadian di luar nalar. Di Bumiayu, ban mobil tiba-tiba kempes. Saat Pak Ipung turun, ia melihat sosok menyerupai istri Jaya, tapi tubuhnya dipenuhi bulu, berdiri di depannya. Padahal, istri Jaya masih berada di dalam mobil. Hal serupa kembali terjadi di Ajibarang.

Satu Kamar Penuh Uang dan Tumbal: Misteri Kontrakan Rp300 Ribu di Rumah Ritual "Ibu Ratu"

Setibanya di rumah nelayan, istri Jaya berteriak histeris, tubuhnya kaku, dan matanya terpejam. Seorang ustaz yang dipanggil mencoba menenangkannya. Ia memberikan peringatan keras, "Kalau mau berhenti, ini saatnya." Namun, Jaya bersikeras melanjutkan. Ia sudah terlalu jauh melangkah.

Pagi buta, mereka menyeberang ke Nusakambangan. Ombak ganas mengguncang perahu, dan Pak Ipung melihat sosok hitam melintas di bawah permukaan air. Ia terus membaca doa tanpa henti hingga mereka akhirnya mendarat di pantai yang sepi.

Perjanjian Berdarah dan Kekayaan Instan

Malam hari, ritual pesugihan dimulai. Di tempat pemujaan yang sunyi, sesaji tersusun rapi, dan Pak Ipung melihat seekor ular besar bermata merah melingkar di altar. Sang kuncen berbisik agar ia tak memandang ular itu. Jaya ditinggal sendirian di puncak bukit untuk menjalani ritual.

Pagi harinya, Jaya kembali dengan tiga karung yang sangat berat. Satu karung dibuka, isinya tumpukan uang asli yang rapi seakan baru keluar dari bank. Karung itu kembali ditutup, dan Jaya dilarang pulang hingga malam.

Jaya kembali ke rumah dengan kekayaan berlimpah. Namun, tak lama setelah itu, tragedi menimpanya. Anak perempuannya yang masih SMP meninggal mendadak. Kulitnya biru melepuh, seolah terbakar dari dalam.

Makamnya sempat ambles dua kali dan mengeluarkan bau menyengat. Istrinya menangis tanpa henti, namun Jaya terdiam, seolah tahu bahwa ini adalah bagian dari perjanjian.

Tumbal Nyawa dan Akhir yang Membakar

Selama enam tahun, Jaya hidup dalam kemewahan. Pabrik konveksinya kembali berdiri, mobil-mobil mewah berjejer di garasi, dan semua orang melihatnya sebagai pengusaha sukses. Tapi di balik semua itu, ada perjanjian yang mengikatnya.

Suatu malam, Jaya datang ke rumah Pak Ipung, menangis ketakutan. "Waktunya saya harus menghadap Ibu," katanya, meminta Pak Ipung menggantikannya. Pak Ipung menolak mentah-mentah.

Tak lama kemudian, Jaya sakit parah. Tubuhnya membusuk dengan cepat, bahkan saat ia masih hidup. Ia meninggal dalam kondisi mengerikan. Selama tujuh malam berturut-turut, tepat pukul 12 malam, sosok hitam bermata merah muncul di depan pintu rumahnya, hanya terlihat oleh istri Jaya dan Pak Ipung.

Beberapa bulan setelah pemakaman, rumah megah dan pabrik konveksi Jaya terbakar habis. Api melahap semua yang ada, menyisakan puing-puing hangus. Berita kebakaran itu menjadi berita nasional, dan setelah itu, istri Jaya menghilang tanpa jejak.

Kisah Jaya menjadi pengingat pahit bahwa setiap jalan pintas menuju kekayaan, sering kali menuntut tumbal yang jauh lebih berharga.

Catatan redaksi: Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.