8 Dalil Pentingnya Sikap Amanah Dalam Menjaga Rahasia Orang Lain.

Cara Mengatasi Kebiasaan Kesepian Dalam Islam
Sumber :
  • ngayap.com

Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau pun menyambutnya dengan baik dan bersabda, “Marhaban hai putriku.” Fathimah disuruhnya duduk di sebelah kanannya atau -menurut riwayat lain- di sebelah kirinya. Seterusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membisikinya, lalu Fathimah menangis dengan tangisnya yang keras sekali.

Upgrade Iman Anda: 4 Kunci Praktis Menuju Ibadah yang Penuh Gairah

Setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kegelisahan putrinya lalu dibisikinya sekali lagi. Fathimah pun tertawa.”

Aku berkata kepada Fathimah, “Engkau telah diistimewakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara sekalian istri-istrinya dengan dibisiki, kemudian engkau menangis.” Sesudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dari tempatnya, lalu aku bertanya kepada Fathimah, “Apakah yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam padamu itu?” Fathimah menjawab,

Lebih dari Sekadar Sopan Santun: Aturan Emas Etika Sosial Islami yang Menjaga Hati

“Aku tidak akan menyebarkan apa yang dirahasiakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.“

Sesudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, aku pun berkata kepada Fathimah, “Aku sengaja hendak bertanya kepadamu dengan cara yang sebenarnya, supaya engkau memberitahukan kepadaku apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.“

Lebih dari Sekadar Sopan Santun: Etika Sehari-hari yang Menjauhkan Kita dari Adab Setan!

Fathimah menjawab, “Sekarang aku akan memberitahumu. Adapun yang dibisikkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pada pertama kalinya, yaitu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada aku bahwasanya Jibril dahulunya memberikan kepadanya wahyu dari Al-Quran itu dalam setahun sekali, sedang sekarang dalam setahun diberikan dua kali. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui tentang datangnya ajalku itu, melainkan tentu sudah dekat. Maka dari itu bertakwalah engkau dan bersabarlah, sesungguhnya saja sebaik-baiknya salaf (pendahulu) bagimu adalah aku.” Karena itu lalu aku menangis sebagaimana tangisku yang engkau lihat dulu itu.

Selanjutnya setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat betapa kegelisahan hatiku, lalu aku dibisikinya untuk kedua kalinya, lalu beliau bersabda, “Wahai Fathimah, tidakkah engkau suka jikalau engkau menjadi penghulu dari seluruh wanita dari kalangan kaum mukminin atau penghulu dari seluruh wanita dari kalangan umat ini?” Oleh karena itu, maka aku pun tertawa sebagaimana yang dulu engkau lihat.” (Muttafaq ‘alaih, dan Ini adalah lafazh Muslim)

Halaman Selanjutnya
img_title