Menikah Itu Sebenarnya Murah, Adat dan Gengsi yang Membuatnya Jadi Mahal
Olret – Berbicara pernikahan memang selalu tak pernah habis untuk di kaji, khususnya bagi kaum muda-mudi yang sudah mulai merencanakan pernikahannya. Bahkan kadang ada yang rela menunda pernikahan dulu demi sebuah pernikahan impian yang ideal.
Memang tak ada salahnya memiliki pernikahan yang ideal, karena menikah adalah janji setia dan hanya ingin dilakukan sekali seumur hidup.
Menikah itu juga keputusan yang melibatkan hati, dan tentu juga melibatkan keuangan. Bila di kaji lebih dalam demi sebuah pernikahan yang ideal. Mungkin pundi-pundi rupiah anda akan ludes dan harus meminjam juga kepada sanak keluarga atau bahkan ke lembaga keuangan.
Sebut saja biaya sewa gedung, catering sampai dengan tetek bengek lainnya yang harus disiapkan dalam pernikahan.
Sebenarnya, menikah itu bisa jadi murah jika seseorang lebih memilih acara yang sederhana jika tidak ada adat dan gengsi di antara kedua belah pihak. Bukankah tujuan pernikahan yang sebenarnya adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat.
Menikah Itu Seharusnya Lillahi Taala Dan Jangan Di Campur Aduk Dengan Wah dan Gengsi
Menikah
Karena menikah itu sebuah ibadah yang bisa menjadi ladang pahala sepanjang masa. Seharusnya lurus kan niatmu menikah hanya karena Allah Taala jangan sampai salah niat.
Lagi pula, bila niat sudah lillah tentu kamu pun tidak akan mudah lelah saat menjelang pernikahan, karena pasti kamu tidak sibuk dengan pikiran manusia, tapi lebih kepada berharap yang terbaik kepada Allah.
Dan jika menikah karena menuruti gengsi, maka pasti setelah pernikahan kamu bukan bahagia, tetapi ribet memikirkan harta yang telah terpakai. Dan masih untung bila dana yang tadi memang uangmu sendiri, kalau berhutang?. Wah habis nikah bukan senang-senang, tapi banting tulang buat melunasu tuh hutang.
Menikah Itu Bukan Tentang Seberapa Megah Resepsi, Tetapi Lebih Kepada Niat yang Terpatri di Hati Hanya Karena Allah Taala
Menikah
- google image
Karena yang terpenting dalam memulai pernikahan ini bukan megahnya resepsi, tetapi niat yang selalu terpatri “Lillahi Ta’ala”. Karena apabila hati sudah tetap merujuk kepada Allah, maka yang ada di dalam pikiran kita hanyalah bagaimana caranya tindakan yang ada selalu mendatangkan keridoan Allah.
