Akhirnya Kamu Duduk di Singgasana Bersamanya, Tempat yang Kita Impikan

Menikah
Sumber :
  • instagram

Olret – Remuk, melihatmu yang pernah duduk di sampingku, menggenggam erat tanganku, dan bercanda begitu bahagianya, akhirnya harus berakhir di pelukan orang lain. Kau pernah memberi arti untuk hidupku yang malang.

7 Buah yang Memelihara Hati, Hati Pun Sehat dan Kuat

Menemaniku sampai senja, dengan bisikan cinta yang terus terkenang. Sekarang kau telah jauh dari pandang. Pergi dan membiarkanku tenggelam dalam rindu yang terus menggenang.

6 Makanan yang Membantu Melawan Penyakit Hati Berlemak
5 Kebiasaan di Pagi Hari yang Membantu Meningkatkan Kesehatan Hati

Akhirnya kau duduk di sana, di tempat yang pernah kita mimpikan berdua. Singgasana kerajaanmu bersamanya, yang kan menemanimu sampai tua. Aku di sini, menepis lamunan dan perih berulang kali. Remuk redam, hangus, dan hancur berkeping. Tinggal sisa-sisa kenangan, memenuhi kepala dan menusukkan tombak ke dalam dada.

Perih dan begitu tajam. Engkau berpelukan, menemaninya dengan senyum kau berikan segalanya. Manis dan begitu dalam.

Semalam nanti, dan selamanya kau akan lupa. Bahwa denganku, kau pernah bercita-cita. Bahwa denganku, kau pernah berbincang tentang kita yang akan hidup dalam atap yang sama. Bahwa denganku, kau pernah berjanji menerimaku apa adanya.

Duduklah, berbahagialah, tersenyum lah. Seperti dahulu ketika aku terlelap di pangkuanmu, ketika kau usap rambutku. Biar aku menahan deritaku sendiri, mengaku kalah Saat kau menikah.

Ketika kekasihmu akhirnya malah menikah dengan orang lain, bagaimana kau melanjutkan hidupmu? Apakah siap bila akhirnya kau ditinggalkannya suatu hari nanti?

Kamu Tak Pernah Memikirkan Tentang Perasaanku, Terlalu Banyak Alasan Untuk Meninggalkanku. Akhirnya Kamu Bahagia di Singgasana Bersamanya.

Akhirnya aku menyendiri lagi, setelah kau membuatku bahagia dengan janji-janji itu. Kau membawaku ke taman cinta penuh bunga ketentraman, lalu kau tinggal kan aku di sini sendirian.

 Sesak, perih dan kesepian. Kau pergi setelah berbagai jalan kita tempuh berdua, tanpa mempedulikanku yang di cabik-cabik kenangan. Tak mengapa, ditinggalkanmu bukan hal baru, kau pernah memperlakukanku lebih kejam dari ini di waktu lalu.

Yang kupertanyakan adalah mengapa kau yang selalu meninggalkan? Kenapa kau yang memegang kuasa akan hubungan ini? Mengapa tak pernah kau pertimbangkan perasaanku? Kau tinggalkan aku sekehendakmu, semaumu, lalu sudah itu pergi semakin jauh tanpa menengok lagi ke arahku.

Halaman Selanjutnya
img_title