Akhirnya Kamu Duduk di Singgasana Bersamanya, Tempat yang Kita Impikan
Mana semua janji itu? Mana buktinya kau tak akan pergi? Sekarang kau tega meninggalkan semuanya. Dan meninggakan aku yang berkali-kali kau kecewakan. Mana semua itu? Haruskah kutagih semua janjimu dengan keras? Untuk menyadarkanmu bahwa kau tak berhak memberikan harapan tinggi lalu aku kau hujamkan ke bumi.
Masihkah kamu menunggu orang yang telah mengingkari janjinya kepadamu itu? Apa yang membuatmu masih menunggu?
Kelak Jangan Hentikan Langkahku, Jangan Tarik Tanganku. Biarkan Aku Bahagia Dengan Caraku Dengan Seorang yang Baru, Sama Seperti yang Kamu Lakukan.
Ingatkah kamu? Aku pernah kau hempas, Kau mengusirku yang masih memelas. Kau tidak peduli perasaanku, Padahal nyata-nyata kenangan itu kita jaga waktu ke waktu. Kau tetap teguh pendirian meminta kita saling meninggalkan
Aku terima semua itu meski sesak merundungku setiap waktu, setiap detik yang terasa lambat. Aku menopang tubuh dengan tanganku sendiri, Dengan sakit yang teramat dan rindu dendam yang kian menguat. Sampai kutemukan satu penyelamat, Membawaku lari dari sakit yang menjerat
Dan kemudian kau kembali, Dengan sayangmu yang masih sejati. Hey, aku yang kau harapkan ini adalah aku yang kau usir waktu itu! kisah kita adalah masa lalu yang menjadi urusan masa lalu. Kau hanya bagian dari masa kecil dan pengisi tumbuh remaja, dan selesai sampai di situ
Meski sejujurnya, hati kecilku masih tersimpan utuh namamu, dalam, lekat dan indah. Jangan hentikan langkahku, jangan tarik tanganku. Aku ingin bahagia dengan caraku seseorang yang baru telah berada di sampingku
Kau bukan untukku, Lagi pula bila aku kembali. Siapa yang bisa menjamin kau takkan melukaiku lagi? Siapa yang bisa menjamin aku akan lebih bahagia nanti? Aku ingin keluar dari masa lalu meski kau masih terasa menjadi rumah. Kini kau bukan lagi rumahku, aku hanya singgah dengan nyaman di waktu lalu.
Sambut masa depanmu sampai kau temui suatu hari nanti seorang pria yang dikirim Tuhan untukmu. Dan bila akhirnya kau resmi terikat. Jangan undang aku, Jangan pernah undang aku. Karena rasaku, sayangku, jiwaku Sebagian sisi hatiku masih ingin memilikimu. Dan masih mencemburuimu