Akhirnya Kamu Duduk di Singgasana Bersamanya, Tempat yang Kita Impikan
Terjadilah semua yang kutakuti selama ini bahwa kau akan pergi lagi. Hal yang membuatku menjadi pengekang, kau hancurkan perasaanku berulang. Kau tidak pernah berpikir akan rasaku, terlalu banyak alasanmu untuk meninggalkanku.
Sementara aku dengan hatiku, memenuhi pintamu dulu, agar tak pergi, malah kau yang pergi. Entah kau buang kemana janji itu. Kau akan selalu benar dengan segala alasanmu, aku berada pada sisi setia dengan kebodohan yang kupertahankan. Harusnya aku tidak sebodoh ini dalam mencintaimu, sebab karena kebodohanku, aku membiarkanmu datang dan pergi semaumu.
Masihkah kau percaya pada orang yang telah menghancurkan kepercayaanmu itu?
Seharusnya Dari Awal Aku Bersiap Bahwa Bagimu Meninggalkanku Adalah Hal yang Mudah. Dan Kau Akan Selalu Ada di Posisi Meninggalkanku.
Harusnya, aku memahami dari awal. Bahwa semua kisah pasti ada akhir. Sehingga aku tidak perlu sesakit ini melihatmu pergi lagi. Harusnya, aku bersiap sejak awal. Bahwa bagimu, meninggalkanku adalah hal yang mudah kau lakukan.
Dan hubungan kita adalah kau yang memegang kendali tanpa sedikit pun perasaanku kau pertimbangkanm. Kau pergi lagi setelah kau berikan janji.
Kau hancurkan mimpi-mimpi yang dulu selalu kita bincangkan dengan tawa bahagia. Sekarang aku tak mampu menahan lajumu. Aku mengobati luka sendiri. Seharusnya, Dari awal aku harus bersiap.
Bahwa bagimu meninggalkanku adalah hal mudah. Dan kau akan selalu ada di posisi meninggalkan. Seperti dulu, saat kau juga pernah meninggalkanku.
Akhirnya dia yang sempat kembali, pergi lagi dari pelukanmu. Masihkah kau mau menunggunya untuk kedua kali?
Mana Semua Janji Itu? Mana Buktinya Kamu Tak Akan Pergi? Sekarang Kau Tega Meninggalkan Semuanya.
Katamu, aku kekasihmu. Kau memilihku di antara sekian manusia. Tidak ada yang lain. Dan kau setia padaku. Katamu, aku satu-satunya. Dan aku adalah orang yang kau rindukan. Setiap membuka mata. Dan menutup hari.
Katamu, kau mencintaiku. Menyayangiku dan tak akan pergi. Kau yakin kita akan bersama selamanya. Katamu, aku tidak boleh pergi. Kuturuti inginmu, aku tidak pernah pergi. Aku tidak pernah pergi sampai akhirnya kau yang pergi. Semua kata-katamu sekejap kau lupa. Tinggal aku yang berjanji tak akan pergi, teguh memegang janjiku.