Dari Tawa di Panggung ke Omzet Ratusan Juta: Rahasia Sukses Tratan Muslim yang Tak Terduga
- Youtube suara berkelas
Olret – Siapa sangka, di balik sosok yang dikenal suka melawak dan sering vokal mengenai isu sosial, terdapat seorang Tratan Muslim yang justru menemukan ketenangan melalui filosofi hidup yang mendalam.
Dalam sebuah obrolan eksklusif, komedian sekaligus pemilik jaringan Bebek Carok ini membedah paradoks kebahagiaan, perjuangan mental, dan kiat membangun bisnis dari nol.
Paradoks Kebahagiaan: Kaya Tak Selalu Sederhana
Muslim menolak mentah-mentah anggapan bahwa kebahagiaan itu sederhana. Baginya, kebahagiaan adalah hal yang kompleks dan absurd. Ia menyoroti fenomena aneh dalam masyarakat:
"Orang miskin ingin terlihat kaya, orang kaya ingin terlihat sederhana. Tapi tujuannya sama: sama-sama ingin dihormati."
Ironisnya, semakin tinggi "dopamin" kebahagiaan yang dicapai, semakin cepat pula ia habis. Kekayaan justru bisa memicu krisis mental karena standar kebahagiaan yang terus naik.
Lantas, di mana letak kunci kebahagiaan? Menurut Muslim, ia ada pada satu kata: syukur—kemampuan untuk merasa cukup (qanaah) meski masih tinggal di kontrakan.
Jiwa yang Sepi di Balik Panggung Riuh
Di tengah karirnya sebagai penghibur, Muslim mengaku sering mengalami kesepian, terutama di keramaian. Baginya, komedian adalah profesi unik: mereka menghibur orang lain, tetapi seringkali lupa siapa yang menghibur mereka.
Untuk mengisi kekosongan intelektualnya, Muslim ternyata tidak mengonsumsi konten lawakan. Ia justru gemar mendalami materi-materi serius: dari kajian Andrew Huberman tentang dopamin dan endorfin, hingga riset mendalam tentang sejarah, sufisme, dan agama. Kebiasaan ini membantunya menghadapi dua hal yang paling ia benci: fitnah dan kesoktahuan publik di media sosial.
Dua Titik Balik yang Mengubah Takdir
Hidup Muslim terbagi menjadi dua era besar, yang keduanya dipicu oleh titik balik non-finansial:
Pencarian Spiritual (Agama)
Sebuah mimpi membuatnya meninggalkan ritual keagamaan yang kaku menuju pencarian Tuhan yang lebih tenang dan personal. Ia mulai mempertanyakan "mengapa" di balik setiap ibadah, yang justru membuat keyakinannya semakin kuat.
Keluarga (Menikah dan Anak)
Sebelum menikah, ia sempat menerima uang Rp120 juta dari acara sahur, yang lenyap tak berbekas dalam hitungan bulan karena kebiasaan menghamburkan uang untuk hal-hal aneh.