Mendobrak Jeruji "Gak Enakan": Kenapa Trauma Adalah Pilihan dan Bahagia Dimulai dari Berani Dibenci
- Youtube
Olret – Apakah Anda merasa hidup Anda selalu didikte oleh ekspektasi orang lain? Sibuk membeli pakaian mahal hanya demi pujian? Terjebak dalam lingkaran sikap 'gak enakan' yang menghabiskan energi Anda?
Jika Anda adalah bagian dari generasi 20-an, keresahan ini sangatlah nyata. Kita cenderung mengejar validasi eksternal, membuat kita terus-menerus berusaha menyenangkan semua orang.
Namun, seperti yang dibahas oleh Bilal Faranov dan Agus Leo Halim dalam podcast SUARA BERKELAS, mengejar kebahagiaan universal adalah resep menuju bencana.
Kebahagiaan sejati tidak ditemukan di mata orang lain. Kebahagiaan adalah tentang konten—menerima dan puas dengan diri Anda saat ini. Semua rasa tidak enak dan masalah yang Anda rasakan? Itu adalah persepsi internal Anda, bukan fakta netral dunia. Saatnya mengambil alih kendali!
1. Berani Bilang 'TIDAK': Seni Mengabaikan Validasi Eksternal
Zodiak yang Memiliki Pendekatan Berani
- freepik
Banyak dari kita melakukan aktivitas atau bahkan mengambil keputusan hidup bukan karena kita menginginkannya, melainkan karena kita ingin dipuji. Tindakan yang didorong oleh validasi eksternal ini adalah perangkap.
Mengapa? Karena begitu Anda mencapai tujuan yang didorong orang lain, Anda akan merasa, "Oh, sudah gini doang?" Kebahagiaan itu hampa.
Kunci untuk keluar dari jebakan ini adalah kembali ke motivasi intrinsik. Temukan hal yang ingin Anda lakukan meskipun tidak ada seorang pun yang bertepuk tangan. Seperti kata Ko Agus, "Consistency is hard when no one is clapping for you." Kejar kontribusi positif yang memberi dampak pada diri Anda, bukan sekadar pujian sementara.
2. Trauma Bukan Takdir, Tapi Pilihan
Menghindari trauma
- freepik.com
Ini mungkin konsep yang kontroversial, tetapi ini adalah kunci kebebasan mental: Trauma adalah pilihan.
Mengutip ajaran psikologi Adlerian dalam buku The Courage to Be Disliked, masa depan Anda tidak ditentukan oleh masa lalu, melainkan oleh masa sekarang. Trauma seringkali digunakan sebagai rasionalisasi untuk menghindari tantangan. "Aku tidak bisa sukses karena punya trauma masa kecil," adalah narasi yang memenjarakan diri sendiri.
Daripada membiarkan masa lalu menekan, Anda didorong untuk :