Dari Omset Ratusan Miliar Hingga Portofolio Kripto: Menguak Perspektif Investasi Pengusaha Konvensional
- Youtube Timothy Ronald
Olret – Sebuah diskusi yang menarik terjadi di panggung, mempertemukan Timothy Ronald dan Bro Kakak dengan para peserta, termasuk seorang pengusaha konvensional dengan omset ratusan miliar per tahun.
Pengusaha ini, yang telah membangun bisnisnya dari nol, mengungkapkan kegelisahannya: meskipun omsetnya besar, keuntungannya terus berputar kembali ke dalam bisnis, membuatnya merasa tidak pernah benar-benar memegang uang tunai.
Di sisi lain, ia melihat bagaimana investasi di Bitcoin berhasil melipatgandakan modal teman-temannya dalam waktu singkat. Hal ini memunculkan pertanyaan kritis: apakah bijak untuk mengalihkan seluruh modal bisnis ke aset kripto?
Ketika Bisnis Konvensional Bertemu Kripto
Timothy Ronald menegaskan bahwa fungsi utama sebuah bisnis adalah memperkaya pemiliknya, bukan sekadar memperkaya bisnis itu sendiri.
Jika sebuah bisnis sudah stagnan dan modal yang disuntikkan terus-menerus tidak menghasilkan pertumbuhan signifikan, maka mungkin sudah saatnya untuk mengalokasikan modal tersebut ke instrumen investasi lain.
Namun, mengalihkan semua dana ke aset kripto adalah langkah yang sangat berisiko. Alih-alih demikian, pendekatan yang lebih bijaksana adalah dengan menginvestasikan free cash flow (arus kas bersih) yang dihasilkan bisnis.
Dengan cara ini, bisnis tetap berjalan dan menghasilkan pendapatan, sementara sebagian keuntungannya bisa digunakan untuk membangun portofolio investasi yang beragam.
Alokasi Aset dan Manajemen Risiko: Kunci Bertahan Jangka Panjang
Diskusi kemudian beralih ke strategi alokasi aset. Timothy Ronald secara konsisten menerapkan aturan 70/30, yaitu 70% di aset berisiko (seperti kripto) dan 30% dalam bentuk aset tunai (seperti USD atau aset setara kas lainnya). Aset tunai ini berfungsi sebagai bantalan pengaman dan modal untuk membeli aset saat harganya turun drastis.
Namun, Bro Kakak mengungkapkan strateginya yang berbeda, dengan alokasi kas yang lebih besar (50%). Ia mencari peluang investasi di aset yang memiliki potensi kenaikan sangat tinggi, meskipun dengan alokasi yang lebih kecil.
Ini menunjukkan bahwa tidak ada satu strategi yang cocok untuk semua orang. Setiap orang harus memahami profil risiko dan tujuan investasinya sendiri.