Stop Jadi People Pleaser! 4 Situasi Hidup Ini Membuatmu Harus Bersikap Lebih Tegas

Ilustrasi lebih tegas
Sumber :
  • Pexels/Vie Studio

Olret – Bersikap baik tentunya bukanlah sebuah kesalahan. Namun, terkadang bersikap terlalu baik dapat merugikan dan menghambat perkembangan diri sendiri. Terus menerus bersikap baik kepada semua orang dengan mengesampingkan kebahagaiaan pribadi bisa jadi kamu terjebak dalam menjadi people pleaser

Pandangan Gen Z tentang Hustle Culture: Antara Ambisi dan Kesehatan Mental

Menjadi people pleaser yang mengorbankan perasaan sendiri demi kebahagiaan orang lain juga dapat membuatmu mengalami kelelahan secara emosional. Ada saatnya bersikap baik itu tetap penting, tetapi di beberapa situasi kamu harus bertindak lebih tegas dan berani berkata ‘tidak’. 

Berikut adalah situasi yang mengharuskanmu bersikap lebih tegas dan berhenti jadi people pleaser. Agar hidupmu jauh lebih bahagia dan sehat secara mental dan emosional. 

5 Kebiasaan Boomers yang Dulunya Keren, Kini Tak Lagi Relevan Untuk Gen Z

1. Saat Alarm Tubuh Berbicara 

Tubuhmu juga bisa berbicara dan memberi sinyal bahwa tidak ingin melakukan sesuatu. Mengabaikannya demi terlihat baik di mata orang lain justru bisa menimbulkan rasa marah. Hentikan kebiasaan selalu menomorsatukan orang lain dan menomorduakan diri sendiri. Cobalah berkata, “Sebentar, aku cek dulu, ya” untuk memastikan kamu punya kapasitas melakukan hal yang diminta oleh orang lain atau tidak. Kamu harus mulai belajar mengenali bahasa tubuhmu sendiri. 

Bingung Membalas Ucapan "Jazakallahu Khaira"? Ini Jawaban Terbaiknya Menurut dr. Raehanul Bahraen

2. Saat Bernegosiasi Soal Pekerjaan 

Meskipun kamu memang membutuhkan sebuah pekerjaan, kamu harus tetap menjaga batasan. Kamu tidak boleh mengatakan “iya” saat diberi tugas besar tetapi diberi gaji kecil. Meskipun ada dan banyak, hal seperti ini bukanlah sesuatu yang sehat di dunia kerja. Lebih baik, sejak awal kamu menetapkan batasan yang jelas dengan berkata, “Saya bisa menyelesaikan pekerjaan ini. Namun, jika ditambah dengan pekerjaan lain, kita perlu atur waktu dan kompensasi tambahan”. Dengan demikian juga menjadi bukti bahwa kamu menghargai setiap kerja keras dan menganggap bahwa dirimu berharga.

3. Setelah Seseorang Berkali-Kali Melanggar Batasmu

Kalau terus memaafkan tanpa tindakan, orang lain bisa menganggapmu tak punya batasan dan bisa semena-mena terhadapmu. Kamu bisa mencoba menetapkan batasan yang jelas dan memberikan alasannya dengan tanpa drama. 

4. Saat Rasa Bersalah Digunakan Untuk Mengendalikanmu

Kata-kata seperti “Kalau kamu benar-benar peduli, kamu pasti mau memaafkan kesalahanku” itu bukanlah cinta, melainkan manipulasi. Orang yang selalu mengatakan ini kepadamu, hanya akan mempermainkan perasaan dan mendesakmu secara emosional. 

Tips di atas bukan mendorongmu untuk jadi kasar, tidak peduli atau apatis. Akan tetapi, untuk menyeimbangkan antara kebaikan pada orang lain dan kepedulian terhadap diri sendiri. Kebaikan tetap penting, namun dengan batasan yang tepat dan tidak merugikanmu.