6 Kesalahpahaman Tentang Onani yang Perlu Diketahui Pria (Part 2)
- shutterstock
Olret – Sebelumnya, kami sudah mengulas tentang 6 Kesalahpahaman Tentang Onani yang Perlu Diketahui Pria. Kami akan melanjutkan artikelnya disini.
Mitos 4: Sering masturbasi itu buruk
Tidak ada batasan pasti yang mendefinisikan "terlalu banyak". Beberapa orang menganggap masturbasi sekali sehari sudah terlalu sering, sementara yang lain menganggap dua atau tiga kali sehari "terlalu banyak" dan sekali sehari sudah normal.
Faktanya, hasrat seksual setiap orang berbeda, sehingga frekuensi kenikmatan seksualnya pun berbeda. Jika seseorang dan pasangannya tidak mengalami ketidaknyamanan atau efek negatif apa pun, meskipun melakukan masturbasi setiap hari, maka tidak ada yang salah dengan perilaku tersebut.
Di sisi lain, jika kehidupan seks Anda sangat terganggu karena masturbasi menjadi kebiasaan kompulsif atau terkait dengan masalah psikologis yang mendalam, maka inilah saatnya untuk mencari bantuan.
Dalam hal ini, berkonsultasi dengan konselor sangat penting untuk mengatasi masalah yang mendasarinya dan mendapatkan kembali keseimbangan dalam hidup Anda.
Mitos 5: Masturbasi Menyebabkan Rambut Rontok dan Otot
Penyebab Kebotakan Pada Pria
- freepik.com
Masih ada beberapa mitos yang beredar luas tentang masturbasi di masyarakat, termasuk kepercayaan bahwa masturbasi dapat menyebabkan kebotakan atau atrofi otot.
Banyak orang percaya bahwa masturbasi berlebihan akan menurunkan kadar testosteron dalam tubuh, yang pada gilirannya akan menyebabkan masalah seperti rambut rontok atau hilangnya massa otot. Namun, ini sama sekali bukan mitos ilmiah.
Faktanya, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa hampir tidak ada korelasi yang signifikan antara kadar testosteron dan frekuensi masturbasi. Kadar testosteron dalam tubuh tidak dipengaruhi oleh seberapa sering Anda masturbasi. Oleh karena itu, tidaklah tepat untuk mengaitkan kerontokan rambut atau hilangnya otot dengan masturbasi.
Ada juga yang percaya bahwa masturbasi dapat meningkatkan kadar dihidrotestosteron (DHT), hormon yang diketahui menyebabkan kebotakan pada pria. Namun, seperti halnya testosteron, teori ini belum pernah terbukti kebenarannya dengan bukti ilmiah yang spesifik.
Jadi, yakinlah bahwa masturbasi yang sehat bukanlah penyebab kerontokan rambut atau atrofi otot. Masalah-masalah ini biasanya berkaitan dengan faktor genetik, hormon (bukan masturbasi), nutrisi, gaya hidup, atau kondisi kesehatan lainnya.
Mitos 6: Masturbasi hanya untuk lajang
Banyak orang sering berasumsi bahwa setelah mereka menjalin hubungan seksual yang aktif, keinginan untuk masturbasi akan hilang sepenuhnya. Meskipun keintiman memang dapat menggantikan kepuasan diri, bukan berarti masturbasi sama sekali tidak memiliki tempat dalam kehidupan seks seseorang.
Faktanya, dalam hubungan yang sehat, masturbasi sepenuhnya normal bagi pria maupun wanita dan bukan merupakan cerminan kesalahan atau kekurangan pasangan. Jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa jika seorang pria "mengurus" kebutuhannya sendiri, itu berarti ia tidak puas dengan pasangannya.
Yang terpenting, jika kedua belah pihak dalam hubungan merasa puas secara seksual, maka tidak ada yang negatif atau "buruk" tentang memuaskan diri sendiri melalui hubungan seks solo.
Hal ini merupakan bagian alami dari proses penemuan dan pemahaman diri, dan berkontribusi pada kehidupan seks yang beragam dan memuaskan.