Kenapa Musik di Supermarket Dibuat Pelan dan Rileks? Ini Rahasia di Baliknya
Olret – Saat melangkah ke dalam supermarket, kamu mungkin langsung disambut suasana yang nyaman mulai dari cahaya yang hangat, udara sejuk, dan musik lembut yang mengalun pelan di latar belakang. Tanpa disadari, musik ini bisa membuatmu jadi lebih santai bahkan lupa waktu. Niat awalnya cuma beli pasta gigi, tapi pulangnya malah bawa dua kantong belanja.
Ternyata, ada alasan kuat kenapa musik di supermarket dibuat pelan dan rileks. Bukan sekadar hiburan, musik ini punya efek psikologis yang cukup besar terhadap cara kita berbelanja. Yuk, simak penjelasannya!
Musik Pelan Bikin Orang Belanja Lebih Lama
Penelitian di bidang psikologi konsumen menunjukkan bahwa musik dengan tempo lambat bisa memperlambat ritme langkah seseorang. Artinya, ketika musik yang terdengar lembut dan rileks, kamu akan cenderung berjalan lebih pelan, meluangkan waktu lebih lama untuk melihat-lihat produk, dan akhirnya membeli lebih banyak barang.
Salah satu studi terkenal oleh Ronald Milliman (1982) menemukan bahwa ketika musik pelan diputar di toko, pengunjung menghabiskan waktu lebih lama dan jumlah belanja mereka naik signifikan dibanding saat musik cepat diputar. Ini jadi strategi diam-diam yang banyak dipakai ritel besar untuk meningkatkan penjualan.
Suasana Nyaman Membuat Pelanggan Belanja dengan Mood Positif
Musik yang lembut dan rileks membantu menciptakan suasana nyaman, bahkan bisa meredakan stres. Dalam dunia pemasaran, ini disebut mood management menciptakan kondisi emosional positif agar konsumen merasa betah dan lebih terbuka terhadap keputusan impulsif.
Efeknya, kamu jadi lebih kalem, nggak terburu-buru, dan cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Inilah sebabnya musik di supermarket jarang yang ramai atau memacu adrenalin seperti EDM atau rock cepat. Sebaliknya, yang dipilih adalah nada-nada menenangkan yang bikin kamu merasa seperti lagi jalan santai, bukan terburu-buru mengejar waktu.
Musik Sebagai Bagian dari Citra Brand
Supermarket tidak asal pilih musik. Lagu yang diputar disesuaikan dengan citra toko. Supermarket premium misalnya, cenderung memilih musik klasik atau jazz instrumental untuk memberi kesan elegan dan eksklusif. Sementara toko yang menyasar keluarga muda mungkin memilih lagu pop atau easy listening dengan lirik positif dan tempo lambat.
Dengan kata lain, musik juga jadi bagian dari strategi branding. Ini masuk dalam konsep atmosferik marketing, yaitu menciptakan atmosfer toko yang mendukung kenyamanan pelanggan dan memperkuat identitas brand.
Volume dan Frekuensi Juga Diatur
Selain jenis dan tempo, volume musik juga sangat diperhitungkan. Supermarket tidak ingin musiknya mengganggu, tapi tetap cukup terdengar untuk membentuk suasana. Volume yang terlalu keras bisa membuat pelanggan tidak nyaman, sementara yang terlalu pelan bisa tidak memberikan efek apa-apa.
Bahkan, beberapa toko menggunakan jenis musik khusus yang disebut muzak, yaitu musik instrumental ringan tanpa lirik yang dirancang khusus untuk mendukung produktivitas dan kenyamanan, tanpa terlalu menarik perhatian.
Musik Mempengaruhi Persepsi dan Pilihan
Tanpa sadar, musik juga bisa memengaruhi persepsi terhadap harga dan kualitas. Dalam suasana rileks, konsumen cenderung lebih fokus pada kenyamanan daripada angka. Misalnya, kamu mungkin lebih mudah tergoda membeli produk premium karena merasa "worth it" dalam suasana yang mendukung.
Musik juga bisa membangkitkan kenangan atau perasaan tertentu. Lagu nostalgia bisa membuat seseorang merasa terhubung secara emosional dengan produk tertentu misalnya, jajanan masa kecil atau aroma sabun yang familiar. Ini adalah cara halus untuk memicu keputusan beli secara emosional, bukan rasional.
Musik pelan dan rileks yang diputar di supermarket bukan sekadar pemanis suasana. Di baliknya ada strategi pemasaran yang matang, yang sengaja dirancang untuk membuat konsumen lebih nyaman, lebih lama berada di toko, dan akhirnya lebih banyak belanja.
Jadi kalau kamu merasa betah berlama-lama di lorong makanan ringan atau mendadak tertarik beli barang yang tadinya nggak ada di daftar, mungkin musik latar supermarket punya andil besar. Tanpa disadari, kamu sedang “terhipnotis” suasana lewat alunan lembut yang membuat dompet ikut longgar.