Gaya Hidup yang Buruk Bisa Menyebabkan Stroke Meningkat di Kalangan Anak Muda
- google image
Olret – Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa mayoritas remaja di dunia memiliki kebiasaan tidak sehat, yang meningkatkan risiko stroke.
Meskipun banyak orang masih berpikir bahwa stroke hanya terjadi pada lansia, kenyataannya menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: stroke dan penyakit kronis "semakin muda" dengan cepat.
Sebuah studi skala besar yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nutrients menunjukkan bahwa mayoritas remaja di dunia memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat - faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan terutama stroke.
Lebih dari 90% anak muda memiliki gaya hidup berisiko tinggi.
Illustrasi mode senyap di ponsel
- Pexels/Polina
Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of South Australia ini mensurvei lebih dari 293.000 remaja berusia 12 hingga 17 tahun di 73 negara di lima wilayah: Amerika, Pasifik Barat, Mediterania Timur, Afrika, dan Asia Tenggara.
Para ahli menilai faktor-faktor gaya hidup seperti tingkat aktivitas, pola makan, waktu menonton layar, dan kebiasaan hidup, dan menemukan angka-angka yang mengkhawatirkan:
85% tidak mencapai tingkat aktivitas fisik minimum. - 80% tidak mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang disarankan. - 50% mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur. - 39% mengonsumsi terlalu banyak minuman ringan dan minuman manis. - 32% menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar setiap hari.
Secara total, lebih dari 92,5% remaja memiliki dua atau lebih perilaku tidak sehat, yang meliputi:
30% memiliki dua perilaku. - 36,5% memiliki tiga perilaku. - 21,5% memiliki empat perilaku. - 4,5% memiliki kelima perilaku berisiko.
Stroke bukan lagi penyakit usia lanjut.
Siapa yang berisiko Stroke
- freepik.com
"Masa remaja merupakan periode dasar untuk kesehatan jangka panjang," kata Dr. Ming Li, penulis utama studi tersebut. "Namun, kemudahan makanan cepat saji, kebiasaan sedentary, dan berjam-jam terpaku pada ponsel atau komputer semakin menjauhkan mereka dari gaya hidup sehat."
Perilaku-perilaku ini berkontribusi terhadap faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, obesitas, resistensi insulin, dan lipid darah tinggi, yang semuanya merupakan prekursor stroke dini dan penyakit kardiovaskular.
Faktanya, semakin banyak laporan medis yang menunjukkan bahwa kasus stroke pada kaum muda, bahkan mereka yang berusia di bawah 25 tahun, sedang meningkat.
Mengapa gaya hidup tidak sehat lebih berbahaya daripada faktor genetik?
Menurut banyak penelitian medis, gaya hidup tidak sehat menyumbang hingga 70% penyebab penyakit, sementara faktor genetik hanya sekitar 30%. Angka ini patut direnungkan, karena membuktikan bahwa kita dapat sepenuhnya mencegah penyakit secara proaktif dengan menyesuaikan perilaku hidup sehari-hari.
Penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup tidak hanya terbatas pada stroke, tetapi juga meliputi: penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, obesitas, sindrom metabolik, PPOK (penyakit paru obstruktif kronik), dan beberapa jenis kanker yang berkaitan dengan obesitas dan pola makan.
Solusinya bukanlah hal baru, tetapi selalu efektif.
Kabar baiknya adalah banyak penyakit kronis dapat dicegah hanya dengan penyesuaian gaya hidup yang kecil namun berkelanjutan:
Tingkatkan aktivitas fisik: Setidaknya 60 menit aktivitas fisik per hari untuk remaja.
Makan sehat: Konsumsi buah dan sayuran hijau secukupnya, kurangi lemak jenuh, hindari makanan olahan dan minuman ringan.
Batasi waktu menonton layar: Tidak lebih dari dua jam per hari dengan perangkat hiburan elektronik.
Tidur yang cukup: 8-10 jam per malam untuk remaja.
Jangan merokok, batasi alkohol: Bahkan untuk kelompok di bawah umur, komunikasi pencegahan dini tetap diperlukan.