5 Mitos Seputar Telur yang Ternyata Salah Kaprah
- freepik.com
Olret – Telur sering jadi andalan di dapur karena gampang diolah, murah, dan bergizi tinggi. Tapi di balik semua keunggulannya, ada banyak mitos yang masih bikin orang salah paham. Mulai dari soal kolesterol, warna cangkang, sampai cara menyimpannya nggak sedikit yang akhirnya ragu makan telur karena “katanya” bisa begini dan begitu.
Padahal, sebagian besar mitos seputar telur itu nggak sepenuhnya benar, lho. Yuk, kita bahas satu per satu, biar kamu nggak termakan omongan yang belum tentu terbukti!
1. Telur Tinggi Kolesterol, Harus Dihindari
Mitos ini sudah lama banget beredar dan masih dipercaya banyak orang. Betul, kuning telur memang mengandung kolesterol. Tapi faktanya, kolesterol dari makanan tidak langsung menaikkan kolesterol darah pada sebagian besar orang.
Tubuh kita pintar, kok. Kalau kamu makan makanan tinggi kolesterol, tubuh akan otomatis mengurangi produksinya. Studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa makan satu telur per hari tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang sehat.
Jadi, selama kamu nggak punya riwayat kolesterol tinggi dan pola makanmu seimbang, makan telur setiap hari bukan masalah.
2. Telur Cokelat Lebih Bergizi daripada Telur Putih
Ini murni soal warna, bukan nutrisi. Warna cangkang telur ditentukan oleh ras ayamnya. Ayam berbulu putih biasanya bertelur putih, sementara ayam berbulu cokelat menghasilkan telur cokelat.
Nilai gizinya? Sama saja. Yang lebih berpengaruh justru pakan ayam dan cara pemeliharaannya. Jadi, jangan tertipu harga atau warna cangkang. Pilih saja telur yang segar dan berasal dari sumber tepercaya.
3. Telur Mentah Lebih Sehat karena Nutrisinya Utuh
Banyak yang percaya makan telur mentah lebih "alami" dan gizinya nggak rusak karena proses pemasakan. Tapi kenyataannya, telur matang lebih aman dan nutrisinya justru lebih mudah diserap tubuh.
Putih telur mentah mengandung senyawa avidin yang bisa menghambat penyerapan biotin (vitamin B penting). Proses memasak akan menonaktifkan avidin ini. Selain itu, telur mentah juga berisiko membawa bakteri Salmonella.
Maka dari itu, telur sebaiknya dimasak hingga matang sempurna apalagi kalau kamu hamil, punya anak kecil, atau imun tubuh sedang lemah.
4. Telur Harus Disimpan di Kulkas
Ini tergantung bagaimana telur tersebut diproses. Di negara seperti AS, telur dicuci bersih sebelum dijual, sehingga lapisan pelindung alaminya hilang. Maka dari itu, harus disimpan di kulkas.
Di Indonesia, banyak telur yang masih menyimpan lapisan pelindung (bloom), jadi telur bisa bertahan beberapa hari di suhu ruang selama disimpan di tempat sejuk dan kering. Tapi kalau ingin lebih awet dan segar, ya, kulkas tetap jadi pilihan terbaik.
5. Telur yang Ada Bercak Merahnya Itu Busuk
Pernah buka telur dan nemu bercak merah di bagian putih atau kuningnya? Banyak orang langsung buang karena dikira telur sudah rusak. Padahal, itu namanya blood spot, dan itu normal terjadi ketika pembuluh darah kecil ayam pecah saat bertelur.
Telur dengan bercak merah tetap aman dikonsumsi. Kalau kamu kurang nyaman, cukup ambil bercaknya pakai sendok, lalu lanjut masak seperti biasa.
Telur bukan cuma sumber protein yang terjangkau, tapi juga kaya nutrisi penting seperti vitamin B12, kolin, dan selenium. Sayangnya, mitos-mitos yang salah kaprah bikin banyak orang jadi ragu menikmatinya.
Sekarang kamu sudah tahu fakta di balik lima mitos paling umum soal telur. Jadi nggak perlu takut lagi makan telur setiap hari, asal tetap dalam porsi wajar dan disesuaikan dengan kondisi tubuhmu.
Toh, dalam satu butir kecil telur, ada segudang manfaat besar yang bisa kamu dapatkan. Tinggal olah jadi telur ceplok, rebus, orak-arik, atau omelet, semuanya sama-sama lezat dan sehat!