Pertemuan dan Perpisahan Selalu Datang Beriringan, Semoga Kita Bisa Menerimanya

Ilustrasi Perpisahan
Sumber :
  • Pexels/Felix Büsselmann

Olret – Pertemuan kita tentu telah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Dengan caranya yang tak pernah terduga, dengan kesan yang tak pernah jua terpikirkan sebelumnya.

Kisah Mualaf Na Daehoon yang Menangis Kenang Perjuangan Demi Julia Prastini

Pertemuan yang rasanya tak akan pernah terjadi tanpa adanya campur tangan semesta dengan caranya yang apik tak terkira. Karena tentu, rasanya garis temu yang menghubungkan kita terlihat terlalu samar. Di balik jutaan manusia yang ada. Tuhan ijinkan kita untuk bertemu satu dengan lainnya.

Mengingatnya, membuatku terasa kembali ke masa itu. Saat-saat dimana ponselku berbunyi di sore hari, dan setelahnya pesanmu seperti candu yang sering kali ku tunggu.

Balas Dendam Pada Laporta, Messi Buat Keputusan Mengejutkan di Barca

Bahkan pernah sekali, kamu menghubungiku di tengah malam saat jam kerja. Kita sempat bercanda, menakuti satu sama lain. Hingga kemudian, pada hari yang ditentukan, kita bertemu satu sama lain. Pertemuan yang menjadi pemula, pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Setelah Banyaknya Perpisahan Yang Terjadi, Kini Tuhan Berikan Pertemuan Penuh Arti. Semoga Kali Ini, Menjadi Yang Terakhir Kali

Uang dari Jualan Cabai untuk Seragam KORPRI: Kisah Pilu Pengorbanan Istri yang Ditinggalkan di Puncak Sukses

Sebelum bersamamu, entah telah berapa kali aku harus merasakan ditinggal pergi. Perpisahan yang selalu membuatku sempat tak berdaya dan mau tak mau membuatku perlahan harus kembali.

Karena sejatinya, setelah perpisahan yang bertubi-tubi, aku perlu untuk kembali. Melanjutkan hidup dan temukan arti lagi. Walau nyatanya, kembali setelah perpisahan tak pernah mudah dilalui. Rasa-rasanya aku ingin bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus mengalami ini kembali.

Hingga kemudian, saat pertemuan kita terjadi tiba, aku pikir Tuhan telah mempersiapkanku untuk bertemu dengan pilihanNya. Pilihan yang telah lama ku tunggu hadirnya. Pilihan yang menjadi terakhir kalinya.

Yang membuatku kini temukan rumah berpulang. Dengan diri sebagaimana adanya. Yang diterima dengan lapang, yang dicintai dalam segala keadaan. Dengannya kini membuatku kembali berani jatuh cinta lagi.

Kita Kadangkala Lupa. Setiap Pertemuan Selalu Datang Bersama Perpisahan. Entah Bagaimana Perpisahan Itu Tiba, Kita Harus Bersedia Menerima

Aku terlena dalam pertemuan-pertemuan kita. Dalam setiap perjalananya, ku pupuk semua rasa hingga tumbuh subur. Dalam setiap usaha yang dilaksanakan adanya, selalu teriring doa agar kita selalu bersama.

Halaman Selanjutnya
img_title