Pertemuan dan Perpisahan Selalu Datang Beriringan, Semoga Kita Bisa Menerimanya

Ilustrasi Perpisahan
Sumber :
  • Pexels/Felix Büsselmann

Agar Tuhan berkenan memberikan restunya, menjadikan kita adalah yang terakhir kalinya bagi satu sama lain. Mengizinkan untuk terus bersama hingga hari tua, membangun keluarga, meraih cita bersama-sama.

Stres karena Jadwal Berantakan? Ini Jurus Jitu Atur Waktu Tanpa Beban!

Aku hanya mampu berusaha semampu yang aku bisa. Menjadi seorang perempuan yang berusaha tak menyusahkanmu disetiap harinya.

Menjadi apa yang bisa membuatmu bangga karena kamu yang memilikiku untuk temanimu melewati hari-hari bersama. Menjadi seseorang yang tak hanya mendengarmu bercerita, tetapi terus ada bagaimanapun keadaannya.

Kisah Kelam Bang Jerry: Dari Korban Bully Menjadi Preman dengan Ajian Belut Putih

Hingga saat waktunya tiba. Perpisahan itu kini menyapa. Menarikmu begitu kuat. Membuatku kini jatuh memar lebam biru di sekujur tubuh. Membuatku hanya mampu menatapmu kaku.

Yang kini melangkah pergi  seakan segalanya kini tanpa arti. Semua cerita yang pernah terjadi bersama, kini seakan hanya menjadi kenangan. Seperti poto hitam putih dalam pigura usang yang kini entah berada dimana. Cerita kita kini hanya menjadi kenangan masa lalu, yang kadang kala tanpa sengaja membuat lara saat segala ingatan itu menyapa.

Bukan Otak : Mengapa Hati Adalah Komandan Sejati Tubuh Kamu?

Melepasmu pergi, memang tak pernah mudah. Ia selalu membuatku ingin menarikmu kembali. Duduk bersama, membicarakan segalanya. Mungkin saja, ada sesuatu yang masih bisa diperbaiki.

Hingga kemudian, mungkin kepergian memang menjadi pilihan terakhir dari sekian banyak usaha yang ada. Karena mungkin saja, perpisahan kali ini membuat kita sama-sama menyadari. Bahwa setelah hilang, seseorang begitu menjadi sangat berarti.