Jangan Pergi, Tetaplah Disini. Tetaplah Tinggal Disampingku Sayang

Biarkan Saja Dia Pergi Tanpa Penjelasan
Sumber :
  • ENA

Olret – Di pergantian musim,

Curug Sejoli: Menyingkap Pesona Tersembunyi Surga Air di Gunung Khayangan Cipamingkis

Dan satu situasi dimana mimpimu berhenti menyebut satu nama,

Kau memanggilku "Berhenti!", Katamu

Berkelana ke Vietnam Bagian Utara, Mengikuti Musim Bunga di Akhir Tahun

Kau bawa diriku, jauh ke dalam

Terdalam yang pernah kususuri

Jurus Jitu Raditya Dika: Mengubah 'Mood' Jadi Cuan dan Kekuatan di Balik Karya Jelek

Kau menenggelamkan,

aku tenggelam "Pergi!", Sentakmu setelah itu,

Lalu air mataku jatuh

Tapi bibirku tersenyum,

Kau adalah derai hujan,

Aku adalah tanah "Kembali!", Pintamu.

Aku menerima pelukmu

Terjatuh. "Jangan pergi, tetaplah disini, tetaplah tinggal di sampingku, sayang." Bisikmu.

Aku mengesakan cinta.

Apakah kau tetap setia meski keputusannya dalam berhubungan denganmu sering berubah-ubah?

Sajak ini merupakan status instagram.com @detaksajak_ yang sebentar lagi mengeluarkan buku yang sangat menarik.

Bunga dan Tembok

Seumpama bunga

Kami adalah yang tak kau hendaki tumbuh

Seumpama bunga

Kami adalah yang tak kau hendaki adanya

Kau lebih suka

Membangun rumah, merampas tanah

Kau lebih suka

Membangun jalan raya, membangun pagar besi

Jika kami bunga, engkaulah tembok itu

Telah kami sebar biji-biji ditubuhmu

Suatu saat kami akan tumbuh bersama

Dengan keyakinan

Kau harus hancur..!!

#wijiThukul

#menolaklupaMEI'98

Makna dari puisi tersebut adalah sekelompok orang yang tidak di inginkan keberadaannya dan yang tidak di inginkan kehadirannya. Karena mereka lebih membutuhkan kekuasaan dan merampas yang bukan haknya.

Mereka juga lebih suka membangun tanda-tanda kekuasaan sehingga terlihat jaya di pandang. Mereka hanya membutuhkan kekuasaan dengan sejuta tujuan. Namun, kami yakin suatu saat akan bisa mengambil hak-hak kami yang telah kalian rampas.

Suatu saat juga kami yakin, kami akan tumbuh bersama denganmu namun tidak dengan cara sepertimu. Biarkanlah kami tetap menjadi seperti ini dengan keyakinan.

**

Kalau jenuh, beri jeda saja, jangan lantas disudahi. Kamu kalau sedang jenuh sama pasangan, gimana? Ngelakuin apa?

Siapa yang lebih sering menyenangkan semua orang, tapi melupakan diri sendiri? Kenapa?

Aku adalah sepatu yang pernah kaugenggam dan kaulihat di tempat perbelanjaan, tetapi tidak kaubawa pulang. Kau mengembalikanku ke tampat di mana aku biasa terdiam, di kesunyian. Menyimpan sepi dalam keramaian.

Aku adalah kopi yang tak habis kaunikmati, menjadi dingin dalam embusan angin. Akhirnya terbuang, tercuci, terbilas, hilang dalam ingatan. Mengalirkanku tersungkur ke tanah, tempat biasa air mata deras bersimbah.

Halaman Selanjutnya
img_title