Obesitas Bukan Hanya Kelebihan Berat Badan, It’s a Mother of Diseases
- Youtube
Lebih lanjut, ia menjabarkan bahwa penyebab obesitas sangat kompleks dan multifaktor, meliputi "
Faktor Hormonal
Ketidakseimbangan hormon seperti insulin, hormon lapar dan kenyang (ghrelin dan leptin), kortisol, hingga hormon tiroid (hipotiroidisme) dapat membuat seseorang lebih rentan gemuk. "Orang hipotiroid itu mau diet kayak apa juga enggak bisa turun," katanya, karena metabolisme mereka melambat.
Faktor Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti steroid (contohnya prednison atau dexamethasone), yang sering disalahgunakan untuk pegal-pegal atau nafsu makan, dapat memicu kenaikan berat badan.
Gaya Hidup
Meskipun bukan satu-satunya, ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran tetap menjadi faktor mendasar.
Komitmen dan Konsistensi Adalah Kunci
Bagi mereka yang telah terdiagnosis obesitas, Dr. Wisma memberikan solusi yang tidak instan, melainkan berbasis pada keberlanjutan.
"Enggak ada pengobatan yang langsung cespleng untuk kondisi obesitas ini. Inti dari terapi atau tata laksana obesitas ini adalah konsistensi," kata beliau.
Ia menyarankan pendekatan yang tidak menyiksa. Pola makan dan olahraga harus disesuaikan (customized) dengan pola hidup pasien dan kondisinya. Untuk olahraga, disarankan untuk menggabungkan kardio (berenang, jalan cepat, bersepeda) dengan resistensi (angkat beban).
"Kalau mau turun berat badan, kita enggak mau otot yang turun ya. Kita penginnya lemaknya yang turun. Nah, itu hanya bisa tercapai dengan cara melakukan resistensi," jelas Dr. Wisma.
Jeritan Hati untuk Para Pemangku Kebijakan
Di akhir diskusi, Dr. Wisma menyuarakan tantangan terbesar dalam penanganan obesitas di Indonesia: ketiadaan coverage asuransi.
"Beberapa kali saya harus menahan diri untuk tidak menuliskan obesitasnya, karena beberapa asuransi baik pemerintah maupun swasta, begitu ngelihat kata obesitas mereka tidak mau cover," ungkapnya dengan nada sedih.
Ia mendesak pemangku kebijakan untuk mempertimbangkan kembali hal ini, sebab mendeteksi obesitas sejak dini jauh lebih hemat biaya.
"Itu lebih murah. Harusnya cara ini akan menjadi lebih efektif dari sisi cost-nya kok," tutup Dr. Wisma, berharap obesitas segera diakui dan di-cover sebagai penyakit yang memerlukan screening dini, demi mewujudkan generasi yang sehat, bukan sekadar langsing.